Kamis, 04 September 2014

Trafic Light Bontang, Tanggungjawab Pemprov


Jadi Sasaran Warga, Dishubkominfo Rela Rogoh ‘Kocek Pribadi’




BONTANG – Meski trafic light Bontang tanggungjawab Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kaltim melakukan perawatan, Pemkot Bontang rela merogoh anggaran pribadi dari APBD Bontang, memperbaiki saat terjadi kerusakan. Hal itu dilakukan, agar tidak menjadi sasaran amarah warga ketika arus lalulintas menjadi kacau saat lampu pengatur arus lalu lintas padam.
Hal itu diungkapkan, Asrokhim, Kepala Seksi (Kasi) Teknik Sarana dan Prasarana Angkutan Darat, Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informatika (Dishubkominfo) Bontang.
Diakuinya, beberapa hari terakhir, sempat terjadi pemadaman pada beberapa titik traffic light di Kota Taman. Seperti di simpang empat Bontang Kuala, yang sempat padam, karena kehabisan pulsa listrik. Hal tersebut, terang saja menuai kritik warga khususnya pengguna jalan yang merasa terganggu. Lantaran arus lalu lintas menjadi berbahaya akibat tidak ada pengatur lalu lintas. Tak ayal, kendaraan dari berbagai arah pun bebas melintas, tanpa kontrol. Tentu saja, hal itu berbahaya bagi pengendara melintas.
“Kalau lampu sudah mati, biasanya kami yang kena sasaran warga. Mereka berpikir, kalau traffic light mati, yang salah Dishubkominfo Bontang. Padahal itu di luar kewenangan kami. Melainkan tanggungjawab Pemprov,” jelas Asrokhim, pada Bontang Post, kemarin (2/9).    
Dijelaskan, saat ini ada 15 titik traffic light membantu kelancaran arus lalu lintas di Bontang. Namun sumber energi alat tersebut tidak merata. Melainkan, didominasi oleh pulsa listik. Sementara sumber energi lain, berasal dari surya cell. Dengan kata lain, mengandalkan tenaga surya untuk bisa menghidupkan lampu 3 warna itu.
Nah, ketika lampu tersebut padam, lanjut dia, bisa disebabkan beberapa hal. Misalnya, karena kehabisan pulsa listrik. Penyebab lain, bisa lantaran tenaga surya bersumber dari sinar matahari, tak terserap dengan baik oleh traffic light terkait. Namun ketika kerusakan bukan dari keduanya, maka kemungkinan lain, terjadi trouble pada perangkat traffic light.
“Kalau sudah mati seperti itu, harusnya Pemprov turun memperbaiki. Karena dana perawatan traffic light dari Provinsi yang harus diberikan ke daerah, tidak ada sampai sekarang,” bebernya.
Namun lanjut Asrokhim, karena selama ini warga Bontang tidak mau tahu soal kondisi sebenarnya terjadi mengenai status pengelolaan traffic light  di Bontang, maka Dishubkominfo Bontang tidak punya pilihan lain, selain mengakomodir keluhan-keluhan itu dan menindaklanjuti, menggunakan anggaran APBD Bontang.
“Kalau ada masalah seperti lampu mati di salah satu titik, itu kami langsung kerjakan. Karena kami rasa, tidak ada gunanya lagi ngadu ke Pemprov. Karena sudah lama, tapi tetap seperti ini. Makanya, kalau terjadi kerusakan, kami kerjakan saja sebisa mungkin,” tandasnya.
MINTA TRAFIC LIGHT ‘DISETRUM’ PLN
Trafic light di Kota Taman, mengandalkan pulsa dan surya cell sebagai sumber tenaga, ternyata dinilai kurang efektif. Sebab sumber energi tersebut kerap menjadi pemicu padamnya sejumlah lampu. Oleh sebab itu, Asrokhim, menilai, lebih baik penggunakan listrik langsung dari PLN Bontang.
“Kalau langsung dari PLN Bontang kan mudah mengetahui penyebab kalau padam. Sebaliknya, kalau dia padam, sementara PLN tidak ada pemadaman, artinya ada yang rusak, dan tugas kami turun ke lapangan mengecek,” jelasnya.
Diterangkannya, ketika sumber energi traffic light adalah pulsa, maka sewaktu-waktu bisa padam. Sementara, Dishubkominfo tidak memiliki anggaran khusus atas perawatan itu. Melainkan semua ada di Provinsi. Ketika sumber energi dari surya cell, sewaktu-waktu bisa mati, lantaran ada penghalang sinar ke penerima daya. Seperti pepohonan atau hal lain.
“Itulah sebabnya, sering ada traffic light padam. Ketika di satu titik menyala, di tempat lain yang padam. Karena sumber energinya berbeda-beda. Makanya kami saran, supaya sumber energi traffic light di Bontang langsung dari PLN. Tapi kalau tidak bisa, lebih baik pakai pulsa saja,” tutupnya. (in)  







Tidak ada komentar:

Posting Komentar