Jadi Sasaran Warga, Dishubkominfo Rela Rogoh ‘Kocek Pribadi’
BONTANG – Meski trafic light Bontang tanggungjawab Pemerintah Provinsi (Pemprov)
Kaltim melakukan perawatan, Pemkot Bontang rela merogoh anggaran pribadi dari
APBD Bontang, memperbaiki saat terjadi kerusakan. Hal itu dilakukan, agar tidak
menjadi sasaran amarah warga ketika arus lalulintas menjadi kacau saat lampu
pengatur arus lalu lintas padam.
Hal itu diungkapkan, Asrokhim, Kepala
Seksi (Kasi) Teknik Sarana dan Prasarana Angkutan Darat, Dinas Perhubungan,
Komunikasi, dan Informatika (Dishubkominfo) Bontang.
Diakuinya, beberapa hari terakhir,
sempat terjadi pemadaman pada beberapa titik traffic light di Kota Taman.
Seperti di simpang empat Bontang Kuala, yang sempat padam, karena kehabisan
pulsa listrik.
Hal tersebut, terang saja menuai kritik warga khususnya pengguna jalan yang
merasa terganggu. Lantaran arus lalu lintas
menjadi berbahaya akibat tidak ada pengatur lalu lintas. Tak ayal, kendaraan dari berbagai arah pun bebas
melintas, tanpa kontrol. Tentu saja, hal itu berbahaya bagi pengendara
melintas.
“Kalau lampu sudah mati, biasanya kami yang kena sasaran warga. Mereka
berpikir, kalau traffic light mati,
yang salah Dishubkominfo Bontang. Padahal itu di luar kewenangan kami.
Melainkan tanggungjawab Pemprov,” jelas Asrokhim, pada Bontang Post, kemarin (2/9).
Dijelaskan, saat ini ada 15 titik traffic
light membantu kelancaran arus lalu lintas di Bontang. Namun sumber energi
alat tersebut tidak merata. Melainkan, didominasi oleh pulsa listik. Sementara
sumber energi lain, berasal dari surya
cell. Dengan kata lain, mengandalkan tenaga surya untuk bisa menghidupkan
lampu 3 warna itu.
Nah, ketika lampu
tersebut padam, lanjut dia, bisa disebabkan beberapa hal. Misalnya, karena
kehabisan pulsa listrik. Penyebab lain, bisa lantaran tenaga surya bersumber
dari sinar matahari, tak terserap dengan baik oleh traffic light terkait. Namun ketika kerusakan bukan dari keduanya,
maka kemungkinan lain, terjadi trouble pada
perangkat traffic light.
“Kalau sudah mati seperti itu, harusnya Pemprov turun memperbaiki.
Karena dana perawatan traffic light
dari Provinsi yang harus diberikan ke daerah, tidak ada sampai sekarang,”
bebernya.
Namun lanjut Asrokhim, karena selama ini warga Bontang tidak mau tahu
soal kondisi sebenarnya terjadi mengenai status pengelolaan traffic light di Bontang, maka Dishubkominfo Bontang
tidak punya pilihan lain, selain mengakomodir keluhan-keluhan itu dan menindaklanjuti,
menggunakan anggaran APBD Bontang.
“Kalau ada masalah seperti lampu mati di salah satu titik, itu kami
langsung kerjakan. Karena kami rasa, tidak ada gunanya lagi ngadu ke Pemprov. Karena sudah lama,
tapi tetap seperti ini. Makanya, kalau terjadi kerusakan, kami kerjakan saja
sebisa mungkin,” tandasnya.
MINTA TRAFIC LIGHT ‘DISETRUM’ PLN
Trafic
light di
Kota Taman, mengandalkan pulsa dan surya cell sebagai sumber tenaga,
ternyata dinilai kurang efektif. Sebab sumber energi tersebut kerap menjadi
pemicu padamnya sejumlah lampu. Oleh sebab itu, Asrokhim, menilai, lebih baik
penggunakan listrik langsung dari PLN Bontang.
“Kalau langsung dari PLN Bontang kan
mudah mengetahui penyebab kalau padam. Sebaliknya, kalau dia padam, sementara
PLN tidak ada pemadaman, artinya ada yang rusak, dan tugas kami turun ke
lapangan mengecek,” jelasnya.
Diterangkannya, ketika sumber energi traffic
light adalah pulsa, maka sewaktu-waktu bisa padam. Sementara, Dishubkominfo
tidak memiliki anggaran khusus atas perawatan itu. Melainkan semua ada di
Provinsi. Ketika sumber
energi dari surya cell, sewaktu-waktu
bisa mati, lantaran ada penghalang sinar ke penerima daya. Seperti pepohonan atau hal lain.
“Itulah sebabnya, sering ada traffic light padam. Ketika di satu titik menyala, di tempat lain yang
padam. Karena sumber energinya berbeda-beda. Makanya kami saran, supaya sumber
energi traffic light di Bontang
langsung dari PLN. Tapi kalau tidak bisa, lebih baik pakai pulsa saja,”
tutupnya. (in)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar