Razia Siang Malam, Demi Tertib Administrasi
BONTANG – Razia yustisi terus
dilakukan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Bontang selama beberapa hari
terakhir. Tujuannya demi mewujudkan warga Bontang tertib administrasi. Selain
itu, mencegah adanya pendatang ilegal atau warga bermukim tanpa identitas diri
sesuai domisili. Rencananya, agenda penertiban itu akan terus dilakukan penegak
Perda tersebut, hingga beberapa pekan ke depan siang mau pun malam.
Dalam razia dihelat selama ini,
Satpol PP tidak bergerak sendiri. Melainkan kerap melibatkan berbagai pihak
terkait. Seperti Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Bontang,
kepolisian, Polisi Militer (PM), Kelurahan, Kecamatan sesuai target operasi,
Ketua RT setempat, hingga pihak terkait lain.
Ahmad Yani, Kepala Satpol PP Bontang
menjelaskan, razia tersebut dilakukan selama beberapa pekan terakhir, baik
siang mau pun malam hari. Tim dari Satpol PP Bontang, dibagi dua. Yang telah
turun saat malam hari, tidak wajib ikut saat razia digelar siang hari.
Pertimbangannya, tentu menjaga stamina petugas yang telah bekerja seharian.
“Razia itu memang rutin kami gelar
selama beberapa hari terakhir. Sasarannya adalah 3 kecamatan di Bontang
(Bontang Selatan, Barat, dan Utara, Red.).
Tim yang turun juga dipecah. Ada yang turun siang ada juga malam. Sisanya, ada
datang dari pihak luar Satpol PP, tapi satu misi, mewujudkan warga Bontang
tertib administrasi,” jelas Yani, kemarin (6/9).
Dijelaskan Ahmad Yani, ada beberapa
tahapan diberlakukan saat operasi berlangsung. Tepatnya, saat di lapangan,
terdapat temuan pelanggaran oleh target operasi. Dia mencontohkan, ketika warga
ditemui sama sekali tak dapat menunjukan Kartu Tanda Penduduk (KTP),
kemungkinan besar akan langsung diangkut ke Kantor Satpol PP untuk dimintai
keterangan lebih lanjut. Tentu saja berdasarkan pertimbangan-pertimbangan
tertentu, telah dipahami para personil.
Selanjutnya, ketika warga ditemui,
mampu menunjukan KTP, namun tak sesuai domisili, maka cukup diminta mengisi
belangko dibawa petugas. Di dalamnya, bersisi sejumlah informasi, terkait nama,
alamat, hingga nomor Hp. Hal itulah yang nantinya menjadi alat kontrol petugas.
“Di dalam belangko diisi oleh
mereka, sudah dicantumkan, nomor hp, nama, bahkan kesanggupan melengkapi
identitas. Jika dalam waktu kesepakatan, terbukti belum mengurus, dan
tetangkap, maka kemungkinan terburuk, adalah dipulangkan,” tandasnya.
Menurut Ahmad Yani, selama beberapa hari
terakhir, saat razia digelar, pihaknya memang menemukan sejumlah pelanggaran
administrasi kependudukan. Mereka pun diproses sesuai ketetapan berlaku.
“Dari razia digelar siang-malam
lalu, anggota memang dapat cukup banyak. Ya,
prosesnya, sesuai ditetapkan. Tidak punya KTP sama sekali, kita proses di
kantor. Kalau tidak sesuai domisili, kita minta buat pernyataan,” tukasnya.
Dibeberkan Yani, dalam operasi
digelar selama ini, pihaknya tak terfokus pada penertiban administrasi semata.
Namun razia potensi mesum di tempat-tempat umum, hingga praktik kenakalan
remaja lain pun disorot.
“Bukan hanya razia KTP. Tapi
anak-anak ngelem, atau mesum, juga
kami sisir. Karena itu semua masuk dalam tugas Satpol PP bersama pihak terkait
lain. Harapan kami, intensitas pelanggaran kian mengecil dari hari ke hari,”
tutupnya. (in)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar