Minta
Warga Mandiri dan Optimalkan Bantuan Pemerintah
BONTANG
– Dinas Perikanan Kelautan dan Peternakan (DPKP) Bontang membantah tudingan
tidak transparan dilontarkan Ketua Kontak Tani dan Nelayan Andalan (KTNA)
Bontang, Jafar belum lama ini. Sebab transparansi telah dibuka
selebar-lebarnya. Baik dengan cara sosialisasi dilakukan langsung ke objek
kebijakan, mau pun saat laporan pertanggungjawaban terhadap para wakil rakyat.
Sebaliknya,
DPKP Bontang meminta para petani dan nelayan Kota Taman, dapat
mengoptimalkan bantuan disalurkan baik melalui pemerintah mau pun
perusahaan-perusahaan tertentu di Bontang.
“Dinas
ini (DPKP, Red.) sudah berdiri
sekitar 10 tahun. Tentu sudah banyak bantuan disalurkan. Baik nelayan, petani
hingga peternak. Belum lagi bantuan perusahaan. Mestinya bantuan itu bisa
dioptimalkan sehingga bisa berkembang jadi kelompok mandiri,” jelas Kepala DPKP
Bontang, Aji Erlynawati.
Realisasi
bantuan tersebut, kata dia, tak luput dari pantauan para wakil rakyat di Kota Taman. Sebab setiap penggunaan anggaran pada sebuah lembaga
pemerintah, jelas akan diaudit pihak-pihak tertentu. Namun terpenting, akan
dilaporkan secara terbuka pada para anggota DPRD. Tak ayal, tudingan tidak adanya
upaya transparansi oleh DPKP adalah sebuah kekeliruan.
“Kurang
transparan seperti apa? padahal, setiap item kegiatan atau program kami, selalu
ada laporan pertanggungjawaban. Terpenting, para wakil rakyat pasti tahu soal
itu. Karena setiap kegiatan itu memang selalu dilaporkan. Jadi saya kira,
keliru jika ada tudingan tertutup,” tegasnya.
Dia
menyadari, selama ini, memang ada usulan atau kegiatan yang belum bisa
terpenuhi oleh pemerintah. Misalnya, kebutuhan kapal atau perangkat melaut lain
untuk para nelayan. Demikian halnya dengan sektor lain seperti pertanian atau
peternakan. Tentu ada saja usulan untuk dikabulkan, namun tak bisa direalisasi.
Namun, bukan berarti pemerintah menolak membantu. Melainkan, ada faktor-faktor
tertentu yang menyebabkan itu terjadi. Semisal, perihal ketersediaan anggaran pada
dinas itu.
“Masyarakat
mestinya memahami kondisi ini; tidak semua kegiatan diajukan ke kami bisa dikabulkan.
Atau hal-hal lain sifatnya berkenaan dengan nasib sektor-sektor itu,” tukasnya.
Oleh
sebab itu, tegas Aji, para petani, nelayan hingga peternak di Kota Taman, lebih mengoptimalkan setiap
bantuan telah disalurkan pemerintah. Sehingga kesejahteraan dapat diperoleh
dengan memanfaatkan potensi maritim Bontang.
“Saya
rasa, ada peranan KTNA mewujudkan itu. Harus pro aktif. Entah dengan cara
sosialisasi atau bentuk lain, yang sifatnya bisa menopang peningkatan kesejahteraan
binaannya,” tutupnya.
Diwartakan
sebelumnya, Jafar, Ketua KTNA Bontang menilai belum ada transparansi dari DPKP
Bontang, terkait jatah anggaran petani hingga nelayan di Kota Taman. Padahal, KTNA merasa informasi itu, penting dibuka
selebar-lebarnya. Agar masyarakat juga bisa menghitung, efektifitas pemanfaatan
anggaran itu.
Jafar
menilai belanja publik, seperti kebutuhan menunjang peningkatan kesejahteraan
petani, nelayan hingga peternak harus lebih tinggi dibanding belanja pegawai.
Seperti perjalanan dinas dan lainnya.
Jika
hal itu telah diterapkan, maka salah satu hal paling diharapkan ada, yakni
membangun koperasi pertanian mau pun koperasi nelayan. Agar mereka tidak lagi
bergantung pada dana bersumber dari hibah mau pun aspirasi. Terkadang tidak
didistribusikan merata. (in)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar