Untuk Sumbang PAD, Perlu Payung Hukum
BONTANG – Keberadaan Beras Basah yang dianggap sebagai
ikon wisata di Kota Taman faktanya
belum memberikan sumbangsih bagi Pendapatan Asli Daerah (PAD). Kini, Pemkot
Bontang melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Bontang, berencana
membidik Kelurahan Tanjung Laut Indah. Rencananya, pelabuhan khusus akan
dibangun di Kecamatan Bontang Selatan itu untuk melayani transportasi wisatawan
domestik dan asing ke pulau yang tenar dengan pasir putihnya itu.
Sebelumnya, sejumlah kelurahan di pesisir Bontang
digadang-gadang sebagai tempat untuk merealisasikan rencana ini. Namun dari
sekian banyak pilihan, hanya pelabuhan di Tanjung Laut Indah yang dianggap
respresentatif. Pertimbangannya karena jarak tempuh menuju Beras Basah yang
relatif dekat.
Seperti diketahui, di Bontang, akses untuk menuju
Beras Basah bisa dilalui di tiga tempat. Selain pelabuhan di Tanjung Laut
Indah, bisa pula melwati pelabuhan Tanjung Limau dan perairan di Bontang Kuala.
Namun jarak tempuhnya relatif lebih lama. Makanya, jika pelabuhan ini
benar-benar terwujud, jarak tempuh para wisatawan menuju Beras Basah hanya
sekira 30 menit menggunakan perahu motor.
Nah, bila terealisasi, pelabuhan khusus ini akan
dioperasikan untuk menambah pemasukan bagi PAD Bontang, selain juga untuk menunjang
kegiatan lain yang dilakukan masyarakat maupun Pemkot Bontang. Meski begitu,
agar rencana ini tak sekadar menjadi konsep, Pemkot tentu harus mengantongi
izin lebih dulu untuk mengelola pelabuhan khusus tersebut.
“Tujuan utama kami
membangun ini untuk memfasilitasi pihak-pihak ingin berkunjung ke Pulau Beras
Basah,” ungkap Jayadi Pulung, Kepala Bidang (Kabid) Pariwisata, Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Bontang.
Jayadi mengakui, konsep ini memang baru sebatas rencana.
Pasalnya hingga kini, Disdubpar belum menetapkan lokasi mana yang laik menjadi
tempat keberangkatan para wisatawan menuju Beras Basah. Jayadi bahkan
menyatakan, pelabuhan di Tanjung Laut Indah ini belum tentu pula dianggap tepat
sebagai pelabuhan khusus sebelum diamini oleh pelbagai pihak terkait. “Kami
hanya sebatas mengusahakan,” ujarnya Jayadi.
Bagi Jayadi, rencana untuk membangun pelabuhan khusus
ini murni untuk menambah pemasukkan bagi PAD Kota Taman. Sebab dia menyadari, sektor pariwisata di Bontang punya
potensi besar jika dimaksimalkan. Sayangnya, mimpi besar ini belum ditopang
dengan regulasi yang tepat. Salah satunya perihal peraturan daerah (perda) yang
memungkinkan Disbudpar melakukan penarikan retribusi di semua objek wisata di
Bontang. Saat ini, keberadaan Beras Basah justru lebih menguntungkan bagi pihak
perseorangan dan swasta saja.
“Secara khusus, belum ada sektor pariwisata Bontang
menyumbang ke PAD. Khususnya, Beras Basah yang kita tahu sebagai objek wisata
andalan kita. Alasannya, karena belum
punya payung hukum,” bebernya.
Jayadi menyatakan, pembanguan pelabuhan khusus di
pelabuhan Tanjung Laut Indah ini merupakan langkah awal untuk mendesak
dibuatnya perda pariwisata di Bontang.
Agar, ketika payung hukumnya jelas setelah
diparipurnakan oleh DPRD Bontang, semua sarana dan prasarana yang ada siap
digunakan. Atau setidaknya, lanjut Jayadi, perda yang dimaksud itu sudah
memiliki gambaran jelas untuk optimalisasi sektor pariwisata di Bontang.
“Kami ini kan
kendalanya cuma di perda untuk mengatur retribusi itu. Kalau itu sudah ada, kami
bisa tarik retribusi dari sektor pariwisata. Nah, pembuatan pelabuhan khusus ini adalah salah satu langkah awal
memaksimalkan potensi itu,” tukasnya. (in)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar