Kamis, 18 September 2014

Tanjung Laut Indah Jadi Pelabuhan Khusus



Untuk Sumbang PAD, Perlu Payung Hukum

BONTANG – Keberadaan Beras Basah yang dianggap sebagai ikon wisata di Kota Taman faktanya belum memberikan sumbangsih bagi Pendapatan Asli Daerah (PAD). Kini, Pemkot Bontang melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Bontang, berencana membidik Kelurahan Tanjung Laut Indah. Rencananya, pelabuhan khusus akan dibangun di Kecamatan Bontang Selatan itu untuk melayani transportasi wisatawan domestik dan asing ke pulau yang tenar dengan pasir putihnya itu.
Sebelumnya, sejumlah kelurahan di pesisir Bontang digadang-gadang sebagai tempat untuk merealisasikan rencana ini. Namun dari sekian banyak pilihan, hanya pelabuhan di Tanjung Laut Indah yang dianggap respresentatif. Pertimbangannya karena jarak tempuh menuju Beras Basah yang relatif dekat.
Seperti diketahui, di Bontang, akses untuk menuju Beras Basah bisa dilalui di tiga tempat. Selain pelabuhan di Tanjung Laut Indah, bisa pula melwati pelabuhan Tanjung Limau dan perairan di Bontang Kuala. Namun jarak tempuhnya relatif lebih lama. Makanya, jika pelabuhan ini benar-benar terwujud, jarak tempuh para wisatawan menuju Beras Basah hanya sekira 30 menit menggunakan perahu motor.
Nah, bila terealisasi, pelabuhan khusus ini akan dioperasikan untuk menambah pemasukan bagi PAD Bontang, selain juga untuk menunjang kegiatan lain yang dilakukan masyarakat maupun Pemkot Bontang. Meski begitu, agar rencana ini tak sekadar menjadi konsep, Pemkot tentu harus mengantongi izin lebih dulu untuk mengelola pelabuhan khusus tersebut.
 “Tujuan utama kami membangun ini untuk memfasilitasi pihak-pihak ingin berkunjung ke Pulau Beras Basah,” ungkap Jayadi Pulung, Kepala Bidang (Kabid) Pariwisata, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Bontang.
Jayadi mengakui, konsep ini memang baru sebatas rencana. Pasalnya hingga kini, Disdubpar belum menetapkan lokasi mana yang laik menjadi tempat keberangkatan para wisatawan menuju Beras Basah. Jayadi bahkan menyatakan, pelabuhan di Tanjung Laut Indah ini belum tentu pula dianggap tepat sebagai pelabuhan khusus sebelum diamini oleh pelbagai pihak terkait. “Kami hanya sebatas mengusahakan,” ujarnya Jayadi.
Bagi Jayadi, rencana untuk membangun pelabuhan khusus ini murni untuk menambah pemasukkan bagi PAD Kota Taman. Sebab dia menyadari, sektor pariwisata di Bontang punya potensi besar jika dimaksimalkan. Sayangnya, mimpi besar ini belum ditopang dengan regulasi yang tepat. Salah satunya perihal peraturan daerah (perda) yang memungkinkan Disbudpar melakukan penarikan retribusi di semua objek wisata di Bontang. Saat ini, keberadaan Beras Basah justru lebih menguntungkan bagi pihak perseorangan dan swasta saja.
 “Secara khusus, belum ada sektor pariwisata Bontang menyumbang ke PAD. Khususnya, Beras Basah yang kita tahu sebagai objek wisata andalan  kita. Alasannya, karena belum punya payung hukum,” bebernya.
Jayadi menyatakan, pembanguan pelabuhan khusus di pelabuhan Tanjung Laut Indah ini merupakan langkah awal untuk mendesak dibuatnya perda pariwisata di Bontang.
Agar, ketika payung hukumnya jelas setelah diparipurnakan oleh DPRD Bontang, semua sarana dan prasarana yang ada siap digunakan. Atau setidaknya, lanjut Jayadi, perda yang dimaksud itu sudah memiliki gambaran jelas untuk optimalisasi sektor pariwisata di Bontang.
“Kami ini kan kendalanya cuma di perda untuk mengatur retribusi itu. Kalau itu sudah ada, kami bisa tarik retribusi dari sektor pariwisata. Nah, pembuatan pelabuhan khusus ini adalah salah satu langkah awal memaksimalkan potensi itu,” tukasnya. (in)










Tidak ada komentar:

Posting Komentar