Kamis, 12 Juni 2014

Target Pasar Rawa Indah Sementara Meleset


DIBURU WAKTU: Pengerjaan proyek Pasar Rawa Indah sementara di Jl KS Tubun ini, bakal rampung akhir Januari setelah melenceng dari target di akhir 2013
BONTANG – Penyelesaian pembangunan lokasi sementara Pasar Rawa Indah di Jalan KS Tubun melenceng dari target. Jika Pemkot menargetkan Desember 2013 selesai, malah hingga saat ini belum bisa ditempati pedagang.
Berdasarkan kontrak kerja, PT Raka Utama Cipta Kso sebagai kontraktor pemenang tender diwajibkan menyelesaikan Desember 2013 lalu. Namun, pihak kontraktor malah baru menyelesaikan 98 persen, atau diperkirakan rampung Januari tahun ini. Kendalanya diakui karena pembebasan lahan.
Supervisor PT Raka Utama Cipta Kso, Dedi Slamet Riadi menuturkan, penyebab keterlambatan itu, adalah lambannya proses pembebasan lahan oleh Pemkot Bontang. Sehingga, pihaknya tidak bisa lantas bekerja sesuai jadwal. Namun, mesti menunggu hingga lahan yang ditempati pasar sementara itu dibebaskan.
“Kami tidak bisa langsung bekerja. Kalau tidak salah, Oktober, kami bekerja,” jelasnya pada Bontang Post, Jumat (9/1) kemarin.
Meski begitu, dia meyakinkan bahwa pengerjaan dapat rampung akhir Januari. Sehingga, para pedagang di pasar darurat Rawa Indah (eks kebakaran, Red.) bisa lantas pindah ke pasar sementara. Sehingga, pihaknya dapat lantas bekerja.
Sebab, dia mengakui, sesuai kontrak, PT Raka Utama Cipta Kso juga memenangkan tender pengerjaan Pasar Utama. Dan mulai bekerja di lokasi eks kebakaran pada Januari. Sehingga, dapat disimpulkan, pihaknya melenceng dari kontrak.
Sejatinya, pihaknya sempat berencana lantas bekerja di lokasi pasar Utama. Namun diurungkan. Sebab, di lokasi eks kebakaran itu,  para pedagang korban kebakaran masih berjualan. Bukan hanya di petak darurat yang dibangun dengan anggaran Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Bontang, maupun dana pribadi, namun di emperan jalan pun ada yang berjualan. Sehingga, pihaknya kesulitan bekerja.
“Tahap awal, biasanya kami melakukan pembersihan di lokasi kebakaran. Bahkan, alat berat, tiang pancang kami sudah lengkap. Tinggal bekerja. Tapi, melihat kondisi itu (pedagang masih jualan, Red.), kami pilih mundur. Lagi pula, mereka tidak akan mau pindah kalau belum ada tempat,” ujarnya.
Dia menjelaskan, progress pengerjaan pasar sementara sudah capai angka 98 persen dari total 926 total kios pasar yang ditargetkan. Untuk kios kain, dibangun dengan ukuran 3x2 meter setinggi 2,4 meter. Dan kios aksesoris seperti sandal atau tas, berukuran 2x1,5 meter dengan tinggi serupa. Kini telah rampung.
Berbeda dengan lapak pedagang ikan dan daging. Kini masih dalam proses pengerjaan. Bentuknya berbeda dari kios pakaian maupun aksesoris. Sebab, hanya berupa meja panjang dinaungi atap berbahan seng. Lalu disekat dengan ukuran 2x 1,5 meter antara satu meja dengan lainnya.
“Kalau dilihat dari kondisinya, saya bisa perkirakan rampung akhir Januari. Supaya pedagang bisa langsung pindah. Dan pasar utama langsung dibangun,” ujarnya. (*/in)





UKURAN KIOS BIKIN PENGAP, KONTRAKTOR: SESUAI KONTRAK  


PROSES pengerjaan Pasar Rawa Indah sementara di Jalan KS Tubun ternyata tak luput dari protes dan keluhan pedagang. Khususnya mereka yang akan menempati kios pasar itu 2 tahun ke depan. Sebab ukuran tinggi kios hanya 2,4 meter saja, sehingga membuat kios akan pengap dan panas.Meski begitu, PT Raka Utama Cipta Kso berdalih, apa yang dikerjakan saat ini, sesuai gambar yang dibuat Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Bontang bersama konsultan proyek itu.
Supervisor PT Raka Utama Cipta Kso, Dedi Slamet Riadi mengaku, sejak pasar sementara itu dikerjakan, hingga membentuk sebuah kios lengkap dengan atap dan pintunya, sudah beberapa kali ada warga mengaku salah satu korban bencana kebakaran Rawa Indah datang mengeluh.
Salah satu yang keluhkan, berupa tinggi kios dinilai kurang. Sebab, hanya mencapai 2,4 meter. Sehingga, bisa dibayangkan, betapa panas dan gerahnya para pedagang yang menempati selama 2 tahun ke depan. Berbeda dengan kondisi fisik kios pasar darurat yang dibangun DPU Bontang. Yang berketinggian sekira 3 meter.
“Sejak awal dikerjakan, hampir jadi saat ini, mungkin sudah ada puluhan orang datang mempertanyakan tentang ukuran tinggi bangunan petak pasar ini. Tapi, kami tidak bisa apa-apa, karena kami bekerja sesuai gambar yang dibuat PU sama konsultan proyek,” kenangnya.
Meski begitu, dia menilai, keluhan yang dilontarkan warga tersebut adalah kurang bijaksana. Sebab, menurutnya, untuk ukuran pasar sementara, yang telah dibangun saat ini jauh lebih bagus dari bangunan serupa yang pernah dia tangani di daerah lain.
“Pasar Sementara di Bontang, menurut saya sudah bagus sekali. Mereka tinggal terima kunci, dan tidak perlu bayar. Lagi pula, hanya akan ditempati selama 2 tahun. Bukan selamanya,” akunya.
Dengan ukuran seperti itu, dia membenarkan hawa panas yang akan dialami penghuninya. Sebab, kata dia, dari 926 kios yang dibangun, tidak semuanya dilengkapi plafon.
Dia mencontohkan, untuk kios pakaian dan aksesoris, dilengkapi plafon. Sebab, dagangannya berjangka panjang. Sehingga, mesti disetok dan butuh tempat penyimpanan layak. Berbeda dengan kios sayuran dan daging. Yang dibangun tanpa menggunakan plafon. Sebab, sifatnya langsung habis. Sehingga, tidak begitu membutuhkan tempat khusus untuk melindungi barang dagangan mereka.
Praktis, dia memprediksi, bagi pedagang yang menempati kios tanpa plafon, harus memasang kipas angin sendiri. Khususnya yang menempati petak di bagian tengah. Sehingga, kurang mendapat udara segar dibanding kios yang di tepi jalan.
“Memang benar, dengan ukuran tinggi 2,4 meter, penghuninya akan sedikit gerah. Apalagi yang kiosnya di tengah-tengah. Jadi angin jarang masuk,” katanya.
Meski begitu, dia menegaskan, bangunan yang ada saat ini, sudah sesuai dengan gambar yang dibuat PU bersama konsultan proyek ini. Kontraktor, dalam hal ini sebatas pelaksana.
“Ini sudah sesuai gambar. Jadi apapun keluhan yang disampaikan, tidak ada hubungannya dengan kami,” tegasnya. (*/in)
 


  


              
 

   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar