DIBURU WAKTU: Pengerjaan proyek Pasar Rawa Indah sementara di Jl KS Tubun ini, bakal rampung akhir Januari setelah melenceng dari target di akhir 2013 |
BONTANG – Penyelesaian pembangunan lokasi sementara
Pasar Rawa Indah di Jalan KS Tubun melenceng dari target. Jika Pemkot
menargetkan Desember 2013 selesai, malah hingga saat ini belum bisa ditempati
pedagang.
Berdasarkan kontrak kerja, PT Raka Utama Cipta Kso
sebagai kontraktor pemenang tender diwajibkan menyelesaikan Desember 2013 lalu.
Namun, pihak kontraktor malah baru menyelesaikan 98 persen, atau diperkirakan
rampung Januari tahun ini. Kendalanya diakui karena pembebasan lahan.
Supervisor PT
Raka Utama Cipta Kso, Dedi Slamet Riadi menuturkan, penyebab keterlambatan itu,
adalah lambannya proses pembebasan lahan oleh Pemkot Bontang. Sehingga,
pihaknya tidak bisa lantas bekerja sesuai jadwal. Namun, mesti menunggu hingga
lahan yang ditempati pasar sementara itu dibebaskan.
“Kami tidak bisa
langsung bekerja. Kalau tidak salah, Oktober, kami bekerja,” jelasnya pada
Bontang Post, Jumat (9/1) kemarin.
Meski begitu,
dia meyakinkan bahwa pengerjaan dapat rampung akhir Januari. Sehingga, para
pedagang di pasar darurat Rawa Indah (eks kebakaran, Red.) bisa lantas pindah ke pasar sementara. Sehingga, pihaknya
dapat lantas bekerja.
Sebab, dia
mengakui, sesuai kontrak, PT Raka Utama Cipta Kso juga memenangkan tender
pengerjaan Pasar Utama. Dan mulai bekerja di lokasi eks kebakaran pada Januari.
Sehingga, dapat disimpulkan, pihaknya melenceng dari kontrak.
Sejatinya,
pihaknya sempat berencana lantas bekerja di lokasi pasar Utama. Namun
diurungkan. Sebab, di lokasi eks kebakaran itu,
para pedagang korban kebakaran masih berjualan. Bukan hanya di petak
darurat yang dibangun dengan anggaran Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Bontang,
maupun dana pribadi, namun di emperan jalan pun ada yang berjualan. Sehingga,
pihaknya kesulitan bekerja.
“Tahap awal, biasanya
kami melakukan pembersihan di lokasi kebakaran. Bahkan, alat berat, tiang
pancang kami sudah lengkap. Tinggal bekerja. Tapi, melihat kondisi itu
(pedagang masih jualan, Red.), kami
pilih mundur. Lagi pula, mereka tidak akan mau pindah kalau belum ada tempat,”
ujarnya.
Dia menjelaskan,
progress pengerjaan pasar sementara sudah capai angka 98 persen dari total 926
total kios pasar yang ditargetkan. Untuk kios kain, dibangun dengan ukuran 3x2 meter
setinggi 2,4 meter. Dan kios aksesoris seperti sandal atau tas, berukuran 2x1,5
meter dengan tinggi serupa. Kini telah rampung.
Berbeda dengan
lapak pedagang ikan dan daging. Kini masih dalam proses pengerjaan. Bentuknya
berbeda dari kios pakaian maupun aksesoris. Sebab, hanya berupa meja panjang
dinaungi atap berbahan seng. Lalu disekat dengan ukuran 2x 1,5 meter antara
satu meja dengan lainnya.
“Kalau dilihat
dari kondisinya, saya bisa perkirakan rampung akhir Januari. Supaya pedagang
bisa langsung pindah. Dan pasar utama langsung dibangun,” ujarnya. (*/in)
UKURAN KIOS BIKIN PENGAP, KONTRAKTOR: SESUAI KONTRAK
PROSES
pengerjaan Pasar Rawa Indah sementara di Jalan KS Tubun ternyata tak luput dari
protes dan keluhan pedagang. Khususnya mereka yang akan menempati kios pasar
itu 2 tahun ke depan. Sebab ukuran tinggi kios hanya 2,4 meter saja, sehingga
membuat kios akan pengap dan panas.Meski begitu, PT Raka Utama Cipta Kso
berdalih, apa yang dikerjakan saat ini, sesuai gambar yang dibuat Dinas
Pekerjaan Umum (DPU) Bontang bersama konsultan proyek itu.
Supervisor PT Raka Utama Cipta Kso, Dedi Slamet Riadi mengaku,
sejak pasar sementara itu dikerjakan, hingga membentuk sebuah kios lengkap
dengan atap dan pintunya, sudah beberapa kali ada warga mengaku salah satu
korban bencana kebakaran Rawa Indah datang mengeluh.
Salah satu yang
keluhkan, berupa tinggi kios dinilai kurang. Sebab, hanya mencapai 2,4 meter.
Sehingga, bisa dibayangkan, betapa panas dan gerahnya para pedagang yang
menempati selama 2 tahun ke depan. Berbeda dengan kondisi fisik kios pasar
darurat yang dibangun DPU Bontang. Yang berketinggian sekira 3 meter.
“Sejak awal
dikerjakan, hampir jadi saat ini, mungkin sudah ada puluhan orang datang
mempertanyakan tentang ukuran tinggi bangunan petak pasar ini. Tapi, kami tidak
bisa apa-apa, karena kami bekerja sesuai gambar yang dibuat PU sama konsultan
proyek,” kenangnya.
Meski begitu,
dia menilai, keluhan yang dilontarkan warga tersebut adalah kurang bijaksana.
Sebab, menurutnya, untuk ukuran pasar sementara, yang telah dibangun saat ini
jauh lebih bagus dari bangunan serupa yang pernah dia tangani di daerah lain.
“Pasar Sementara
di Bontang, menurut saya sudah bagus sekali. Mereka tinggal terima kunci, dan
tidak perlu bayar. Lagi pula, hanya akan ditempati selama 2 tahun. Bukan
selamanya,” akunya.
Dengan ukuran
seperti itu, dia membenarkan hawa panas yang akan dialami penghuninya. Sebab,
kata dia, dari 926 kios yang dibangun, tidak semuanya dilengkapi plafon.
Dia
mencontohkan, untuk kios pakaian dan aksesoris, dilengkapi plafon. Sebab,
dagangannya berjangka panjang. Sehingga, mesti disetok dan butuh tempat
penyimpanan layak. Berbeda dengan kios sayuran dan daging. Yang dibangun tanpa
menggunakan plafon. Sebab, sifatnya langsung habis. Sehingga, tidak begitu
membutuhkan tempat khusus untuk melindungi barang dagangan mereka.
Praktis, dia
memprediksi, bagi pedagang yang menempati kios tanpa plafon, harus memasang
kipas angin sendiri. Khususnya yang menempati petak di bagian tengah. Sehingga,
kurang mendapat udara segar dibanding kios yang di tepi jalan.
“Memang benar,
dengan ukuran tinggi 2,4 meter, penghuninya akan sedikit gerah. Apalagi yang
kiosnya di tengah-tengah. Jadi angin jarang masuk,” katanya.
Meski begitu,
dia menegaskan, bangunan yang ada saat ini, sudah sesuai dengan gambar yang
dibuat PU bersama konsultan proyek ini. Kontraktor, dalam hal ini sebatas
pelaksana.
“Ini sudah
sesuai gambar. Jadi apapun keluhan yang disampaikan, tidak ada hubungannya
dengan kami,” tegasnya. (*/in)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar