DPA Belum Diterima, Disdik Belum Bisa Menjamin
BELUM PASTI: Disdik Bontang belum menjamin SDN 002 Bontang Selatan dibangun tahun ini. Sebab, DPA-nya belum diketok (Imran Ibnu) |
BONTANG – Dinas
Pendidikan (Disdik) Bontang tak menjamin Sekolah Dasar Negeri (SDN) 002 Bontang
Selatan dibangun tahun ini. Sebab, Dokumen Perencanaan Anggaran (DPA) untuk
pembangunan itu belum diketok. Bisa saja, dua sekolah lain turut diusulkan akan
dibangun.
Kepala Bidang
(Kabid) Pendidikan Dasar (Dikdas) Disdik Bontang, Anwar Sanusi menuturkan,
melanjutkan usulan tahun sebelumnya, Disdik kembali mengusulkan anggaran
pembangunan SDN Bontang.
Salah
satunya SDN 002 Bontang Selatan yang selama ini terus dikeluhkan pihak sekolah
lantaran dinilai tak layak sebagai sekolah ‘pelat merah’.
“Saya
belum berani ngomong banyak. DPA-nya saja
belum kami terima. Yang jelas, statusnya, kami baru mengusulkan. Belum tahu
yang mana akan dipenuhi,” jelasnya saat dihubungi media ini, Minggu (26/1) kemarin.
Dia menjelaskan,
kedua titik lain yang ikut diusulkan, yakni SDN 001 Bontang Barat dan aula SDN
003 Bontang Utara. Karena, kata dia, kedua sekolah itu pun jadi sorotan Disdik.
Lantaran kondisi fisik sekolah dinilai masuk kategori urgen. Salah satunya,
masih ada gedung berbahan kayu sehingga harus dipugar menjadi beton.
Hanya saja, dia
belum berani membeber kapan pembangunan dilakukan dan berapa anggaran yang akan
digunakan untuk ketiga objek itu.
“Kalau ngomongin
anggaran, kami enggak berani. Itu ranahnya
DPPKA (Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset, Red.). Bukan kapasitas saya. Nanti kalau DPA sudah kami terima,
baru kami kabari,” terangnya.
Mengenai polemik
atas SDN 002 Bontang Selatan, dia meluruskan bahwa masalah itu tak perlu
diributkan sekolah. Sebab, dia mengaku telah menjelaskan hal itu ke pihak
sekolah beberapa tahun lalu. Bahwa, sekolah itu pasti dibangun. Karena, ini sudah
menjadi program Disdik Bontang hingga 2015 mendatang.
Targetnya,
tambah Anwar Sanusi, semua sekolah pelat merah yang dinding kelas atau bangunan
lain masih berbahan kayu dan ruang terbatas, pasti dipugar hingga bertingkat
dua.
“Masalah kita
sekarang ini kan, lahan sempit. Makanya, mau nggak
mau dibangun bertingkat dua. Tapi, kepala sekolahnya saja yang nggak ngerti-ngerti.
Makanya ngeluh terus,” tandasnya.
Sementara itu, DPRD
Bontang melalui Ketua Komisi I, Abdul Kadir Tappa belum lama ini menjamin jika polemik seputar
pembenahan infrastruktur di SD 002 Bontang Selatan bakal tuntas. Sebab, bangunan
kayu yang memiliki 4 ruang kelas di sekolah negeri itu akan dipugar bersama dua
sekolah lain yakni Bontang Utara dan Bontang Barat dengan total anggaran Rp 4 miliar
hingga Rp 5 miliar dari APBD Bontang 2014.
Seperti diketahui, pembangunan
infrastruktur di SD 002 Bontang Selatan ini masih terbilang minim. Kesan
sebagai sekolah pelat merah tak begitu tampak saat media ini berusaha masuk ke
dalam SD Negeri 002. Jalan setapak harus dilalui terlebih dulu di dalam sebuah
gang sempit yang tak lebih hanya memiliki lebar 2 meter. Kesannya bak sekolah
pinggiran. Padahal letaknya ada di pusat kota di Jalan Ahmad Yani.
Selain toilet, empat
ruang belajar dalam satu bangunan dari kayu juga tampak terlihat uzur. Cat di
dindingnya yang terbuat dari kayu telah berubah warna, dari putih menjadi
kuning pudar. Bila setiap musim penghujan tiba, rembesan air hujan selalu
menyelinap dari plafon melalui triplek yang telah terkelupas di sana-sini.
Di dalam ruangan, meja
dan kursi kayu belajar ternyata masih digunakan. Langit ruangan tak lagi
memiliki rupa. Kipas angin dengan kabel yang menjuntai ke bawah, menghiasi
tempat hari-hari siswa menimba ilmu di tempat ini.
Riwayat sekolah ini
sejatinya cukup panjang. Konon kabarnya, sekolah ini dibangun sejak 1978 silam.
Berbagai upaya diklaim telah dilakukan sejumlah kepala sekolah yang pernah
memimpin sekolah ini agar bangunan itu bisa dipugar. Sayang, setelah 26 tahun
berlalu, usaha itu kerap menemui jalan buntu. Janji-janji yang disampaikan dari
waktu ke waktu, ternyata tak kunjung terwujud.
Upaya terakhir yang
dilakukan terjadi pada 2013 lalu. Kepala sekolah saat ini, Sultan, kabarnya
pernah datang langsung ke gedung DPRD Bontang untuk menyampaikan aspirasinya.
Usahanya berbuah hasil. Sejumlah anggota dewan sempat menyambangi sekolah ini
untuk melihat kondisi riil. Sayang, lagi-lagi Sultan harus menelan pil pahit
kala kunjungan itu hanya sebatas lawatan yang tidak menimbulkan perubahan.
“Mereka bilang, ‘DPRD kan cuma bisa mengusulkan. Sementara untuk dikabulkan,
harus ada persetujuan pihak-pihak lain’. Begitu katanya,” kenang Sultan. (*/in)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar