Disdik: Belum Mendesak, Listrik Belum Dialirkan
BELUM PRIORITAS: Kebutuhan air bersih di SDN Gunung Elai Bontang Utara sudah terpenuhi. Sementara untuk kebutuhan listrik belum bisa dialirkan karena dinilai belum penting |
BONTANG – Harapan Sekolah Dasar Negeri (SDN) Gunung Elai Bontang Utara
mendapat air bersih dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Taman
akhirnya terpenuhi. Tepatnya sejak
seminggu lalu, air bersih dari PDAM telah dinikmati siswa sekolah pelat merah
itu. Meski begitu, untuk kebutuhan listrik, hingga kini belum bisa terpenuhi.
Lantaran dinilai belum mendesak.
Bagian Langganan PDAM Tirta Taman Bontang, Dadi Gunawan menjelaskan,
kebutuhan air bersih di sekolah tersebut kini telah terpenuhi. Setelah
sebelumnya warga SDN Gunung Elai mengalami krisis air bersih. Bahkan, demi
memenuhi kebutuhan mandi cuci kakus (MCK), para pendidik pun diminta membawa
air bersih dari rumah masing-masing. Yakni sekira 1 jeriken isi 5 liter per
guru.
Kata Dadi, sejatinya instalasi jaringan pipa ke sekolah itu telah
dilakukan sejak awal Januari 2014. Hanya saja, distribusi air tahap uji coba
baru dilakukan pada dua pekan lalu. Praktis, dalam tahapan itu, ada kemungkinan
terjadi kebocoran pada pipa sambungan. Sehingga, butuh perawatan atau harus ada
pergantian pipa baru.
“Nah, setelah tahapan uji coba dilewati, Minggu kemarin, kami terima
kabar dari sekolah. Tepatnya, Kamis, Jumat Sabtu kemarin, sudah ngalir,”
ujarnya pada Bontang Post, Senin (3/2) kemarin.
Dia menjelaskan, pemasangan jaringan air PDAM ke sekolah pelat merah itu
bisa lebih lekas dipasang. Hanya saja, lantaran terkendala proyek semenisasi
jalan ke sekolah itu. Yang baru bisa rampung pada Desember atau akhir tahun
2014 lalu, praktis, instalasi pipa pun harus menyusul. “Namanya proyek pemerintah, biasanya kan rampung di akhir tahun. Makanya,
kami baru bisa dikerjakan di awal Januari,” akunya.
Dia membeber, penggunaan air bersih di sekolah itu masih sangat minim. Hasil
perhitungan terakhir, sejak dialirkan pada pekan lalu, baru 2 kubik air bersih
dimanfaatkan. Kemungkinan, disebabkan jumlah siswa yang hanya menempati dua
kelas dari total 6 kelas dibangun.
Meski begitu, berhubung sekolah itu belum memiliki penjaga khusus, maka
dia berharap ketelitian siswa khususnya pada guru. Agar selalu mengontrol
penggunaan air. Sehingga tidak terbuang percuma ketika sudah tiba waktu pulang.
“Kerannya harus diperhatikan. Jangan sampai dalam kondisi on saat
ditinggal pergi. Karena, airnya bisa terbuang percuma,” katanya.
Berbeda dengan air, kebutuhan listrik dari PLN Bontang bagi sekolah
tersebut ternyata belum bisa dipenuhi tahun ini. Sebab, belum dinilai urgen
oleh Disdik Bontang. Hal itu diungkapkan Kepala Bidang (Kabid) Pendidikan Dasar
(Dikdas) Dinas Pendidikan (Disdik) Bontang, Anwar Sanusi pada pemberitaan
sebelumnya.
Kata dia, pemenuhan infrastruktur di
sekolah ‘pelat merah’ itu memang sempat diwacanakan terpenuhi akhir Desember
2013 lalu. Bahkan, anggaran yang disiapkan atas ketiganya sekira Rp 180 juta. Hanya saja, yang bisa
terealisasi hanya kebutuhan air bersih. Sementara. Untuk listrik dari PLN area
Bontang belum bisa dialirkan.
Pasalnya, dia
menilai belum urgent laiknya dua kebutuhan lain. Pasalnya, kata dia, saat ini
siswa di sekolah itu baru tingkat SD. Di mana, diketahui belum banyak
menggunakan listrik dalam mengoperasikan computer seperti tingkat SMP atau SMA.
Selain itu,
lanjut dia, menurut pengakuan PLN, selama pembangunan infrastruktur jalan belum
rampung,maka pembangunan jaringan listrik belum bisa dilakukan. Khususnya
mengenai pemasangan tiang listrik. Di mana, harus menggunakan alat berat dalam
proses penanaman tiang.
Sementara, jalan
yang ada saat ini, dinilai belum mampu menopang berat kendaraan itu. Sehingga,
jika dipaksakan, akan merusak infrastruktur yang sudah ada.
“Jadi, besar
kemungkinan belum bisa dibangun tahun ini. Karena dinilai belum urgent. Yang
pasti, sekolah itu tetap menjadi prioritas kami ke depan,” tutupnya. (*/in)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar