Kamis, 12 Juni 2014

PDAM Ngalir di SDN Gunung Elai


Disdik: Belum Mendesak, Listrik Belum Dialirkan


BELUM PRIORITAS: Kebutuhan air bersih di SDN Gunung Elai Bontang Utara sudah terpenuhi. Sementara untuk kebutuhan listrik belum bisa dialirkan karena dinilai belum penting

BONTANG – Harapan Sekolah Dasar Negeri (SDN) Gunung Elai Bontang Utara mendapat air bersih dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Taman akhirnya  terpenuhi. Tepatnya sejak seminggu lalu, air bersih dari PDAM telah dinikmati siswa sekolah pelat merah itu. Meski begitu, untuk kebutuhan listrik, hingga kini belum bisa terpenuhi. Lantaran dinilai belum mendesak.
Bagian Langganan PDAM Tirta Taman Bontang, Dadi Gunawan menjelaskan, kebutuhan air bersih di sekolah tersebut kini telah terpenuhi. Setelah sebelumnya warga SDN Gunung Elai mengalami krisis air bersih. Bahkan, demi memenuhi kebutuhan mandi cuci kakus (MCK), para pendidik pun diminta membawa air bersih dari rumah masing-masing. Yakni sekira 1 jeriken isi 5 liter per guru.
Kata Dadi, sejatinya instalasi jaringan pipa ke sekolah itu telah dilakukan sejak awal Januari 2014. Hanya saja, distribusi air tahap uji coba baru dilakukan pada dua pekan lalu. Praktis, dalam tahapan itu, ada kemungkinan terjadi kebocoran pada pipa sambungan. Sehingga, butuh perawatan atau harus ada pergantian pipa baru.
“Nah, setelah tahapan uji coba dilewati, Minggu kemarin, kami terima kabar dari sekolah. Tepatnya, Kamis, Jumat Sabtu kemarin, sudah ngalir,” ujarnya pada Bontang Post, Senin (3/2) kemarin.
Dia menjelaskan, pemasangan jaringan air PDAM ke sekolah pelat merah itu bisa lebih lekas dipasang. Hanya saja, lantaran terkendala proyek semenisasi jalan ke sekolah itu. Yang baru bisa rampung pada Desember atau akhir tahun 2014 lalu, praktis, instalasi pipa pun harus menyusul.  “Namanya proyek pemerintah, biasanya kan rampung di akhir tahun. Makanya, kami baru bisa dikerjakan di awal Januari,” akunya.
Dia membeber, penggunaan air bersih di sekolah itu masih sangat minim. Hasil perhitungan terakhir, sejak dialirkan pada pekan lalu, baru 2 kubik air bersih dimanfaatkan. Kemungkinan, disebabkan jumlah siswa yang hanya menempati dua kelas dari total 6 kelas dibangun.
Meski begitu, berhubung sekolah itu belum memiliki penjaga khusus, maka dia berharap ketelitian siswa khususnya pada guru. Agar selalu mengontrol penggunaan air. Sehingga tidak terbuang percuma ketika sudah tiba waktu pulang.
“Kerannya harus diperhatikan. Jangan sampai dalam kondisi on saat ditinggal pergi. Karena, airnya bisa terbuang percuma,” katanya.
Berbeda dengan air, kebutuhan listrik dari PLN Bontang bagi sekolah tersebut ternyata belum bisa dipenuhi tahun ini. Sebab, belum dinilai urgen oleh Disdik Bontang. Hal itu diungkapkan Kepala Bidang (Kabid) Pendidikan Dasar (Dikdas) Dinas Pendidikan (Disdik) Bontang, Anwar Sanusi pada pemberitaan sebelumnya.
Kata dia, pemenuhan infrastruktur di sekolah ‘pelat merah’ itu memang sempat diwacanakan terpenuhi akhir Desember 2013 lalu. Bahkan, anggaran yang disiapkan atas ketiganya  sekira Rp 180 juta. Hanya saja, yang bisa terealisasi hanya kebutuhan air bersih. Sementara. Untuk listrik dari PLN area Bontang belum bisa dialirkan. 
Pasalnya, dia menilai belum urgent laiknya dua kebutuhan lain. Pasalnya, kata dia, saat ini siswa di sekolah itu baru tingkat SD. Di mana, diketahui belum banyak menggunakan listrik dalam mengoperasikan computer seperti tingkat SMP atau SMA.
Selain itu, lanjut dia, menurut pengakuan PLN, selama pembangunan infrastruktur jalan belum rampung,maka pembangunan jaringan listrik belum bisa dilakukan. Khususnya mengenai pemasangan tiang listrik. Di mana, harus menggunakan alat berat dalam proses penanaman tiang.
Sementara, jalan yang ada saat ini, dinilai belum mampu menopang berat kendaraan itu. Sehingga, jika dipaksakan, akan merusak infrastruktur yang sudah ada.
“Jadi, besar kemungkinan belum bisa dibangun tahun ini. Karena dinilai belum urgent. Yang pasti, sekolah itu tetap menjadi prioritas kami ke depan,” tutupnya. (*/in)






 

        

Tidak ada komentar:

Posting Komentar