Kamis, 12 Juni 2014

3 Toilet ‘Diserbu’ 709 Siswa


DINANTIKAN: Toilet SDN 002 Bontang Selatan yang hanya 3 ini satu bukti nyata perlunya pembenahan insfrastruktur
-Ruang Terbatas di SDN 002 Bontang Selatan
-Siswa ‘Kebelet’ Nekat Kencing Depan Pintu==sub  

BONTANG – Ruang toilet SDN 002 Bontang Selatan khusus siswa ada 3 ruang. Namun, harus menampung 709 siswa terbagi atas dua jam belajar yakni pagi dan sore. Kondisi itu ternyata kerap mengundang tindak konyol siswa. Misalnya saja, buang air kecil di depan pintu toilet. Lantas membuat geram penjaga sekolah ‘pelat merah’ itu karena harus bekerja ekstra menjaga kebersihan.
Subagiono, penjaga SDN 002 Bontang Selatan mengisahkan, sejak menjadi penjaga di sekolah ‘pelat merah’ itu 2005 silam. Sederet kisah unik dia jabarkan. Misalnya, ketika menghadapi sikap salah satu siswa bandel. Yang tidak mengerti tatakrama. Bahkan, cenderung berbuat satu hal bertentangan aturan.
Salah satunya, ulah siswa yang suka buang air kecil di depan pintu toilet. Padahal, di dalam bak yang dia sediakan, air lengkap dengan gayung telah tersedia. Namun, entah sikap iseng atau saat itu ada orang di dalam toilet makanya buang air kecil di depan pintu.
Mendapati kondisi seperti itu, membuatnya merasa geram. Bahkan, kerap mengintai aktivitas siswa sekolah itu di sekitar toilet sekolah. Tujuannya, agar tindakan serupa tidak terulang. Namun, lanjutnya, tindakan itu rupanya tidak banyak membantu. Sebab, tanpa sepengetahuannya, aktivitas serupa masih saja terjadi.
Ya, mungkin itu sudah sifat dasar anak-anak. Makanya, memang sabar adalah cara terbaik. Di sisi lain, saya kira ada kaitannya dengan ruang toilet terbatas ini. Karena, kemungkinan mereka kebelet, mau kencing tapi tidak ada ruangan lain,” jelasnya, pada Bontang Post, Sabtu (18/1) kemarin.
Dia menjelaskan, keterbatasan infrastruktur di sekolah itu bukan hanya ruang kelas. Yang terdiri atas 10 ruangan. 6 diantaranya kelas permanen berbahan beton, 4 ruang lain berupa bangunan nonpermanen berbahan kayu. Dan ditempati 709 siswa yang terbagi atas 20 rombongan belajar.
Tak kalah mendesak, jumlah toilet khusus siswa hanya 3 ruangan. Di luar toilet guru dan kepala sekolah masing-masing satu petak. Jadi totalnya ada 5 toilet di sekolah milik pemerintah itu.
“Tapi kadang, kalau ke-3 toilet siswa penuh, kadang toilet guru yang dipakai. Apalagi, kalau anak-anak ke toilet, kadang berkelompok,” jelasnya
Dari ke-5 toilet sekolah itu, kata dia, rata-rata berukuran 1,5x1,5 meter. Khusus 3 toilet untuk siswa, penggunanya terbagi dua. Yakni masuk pagi pukul 07.00 berlanjut pada shift siang sejak 13.00 hingga 16.45 Wita. Sebab, jika semuanya masuk pagi, sudah pasti, WC itu bau pesing. Karena, namanya sifat anak kecil, sulit diajak jaga kebersihan.
“Butuh kerjakeras mengawasi yang namanya toilet sekolah. Karena, anak kecil kan kadang bandel. Ada yang kencing tidak disiram. Padahal, di bak toilet selalu penuh air,” ujarnya.
Kata dia, meskipun 3 toilet khusus siswa sudah ada. Tapi, karena jumlah siswa banyak, kerap kali 1 toilet guru yang ada di luar pun digunakan siswa yang butuh. Hal itu, kata dia berbeda dengan sejumlah sekolah ‘pelat merah’ di Bontang yang pernah dia datangi. Rata-rata memiliki toilet 5 hingga 6 ruang khusus siswa. Sementara, toilet guru dan kepala sekolah pun berbeda. Sehingga, terkadang dia merasa iri terhadap infrastruktur sekolah lain serba terpenuhi. Namun, tidak begitu dengan sekolah yang berdiri 1978 itu.
“Saya lihat, ada sekolah negeri terus dibangun. Kebutuhan infrastruktur fisik-nya serba lengkap. Sementara, kami (SDN 002, Red.), harus puas dengan keterbatasan ruang. Jangankan toilet, lab saja kami tidak punya.
Oleh sebab itu, dia berharap, pemerintah lebih bijaksana dalam bertindak. Jangan sampai timbul anggapan, ada unsur diskriminatif dalam menerapkan kebijakan.
“Selama ini, kami sudah sering dapat janji. Mau dilakukan pembangunan di sekolah kami. Tapi sampai sekarang, tidak ada juga. Padahal, kalau dilihat kondisinya, sekolah kami pantas dapat perhatian,” akunya. (*/in)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar