Tinggal
Diserahkan ke Disperindagkop, Februari Bisa Ditempat
SEMUANYA BERES: Proyek pembangunan pasar sementara Rawa Indah ini selesai dikerjakan. Pedagang tinggal menunggu perintah menempatinya (Imran Ibnu) |
BONTANG
– Pasar sementara Rawa Indah sudah rampung dikerjakan dan siap digunakan sekira
900 pedagang juga menjadi korban kebakaran. Malah, akhir Januari akan diserahkan ke Dinas Perindustrian,
Perdagangan, dan Koperasi UMKM (Disperindagkop) Bontang. Hal ini ditegaskan Kepala
Bidang (Kabid) Cipta Karya Dinas Pekerjaan Umum (PU) Bontang Maksi Dwiyanto.
Maksi menjelaskan pemenuhan infrastruktur fisik berupa
lapak hingga akses jalan layak sudah rampung dikerjakan. Begitu juga dengan
pengadaan listrik dari PLN dan air bersih pun telah disanggupi.
“Soal
listrik sudah disanggupi PLN. Kalau masalah air bersih, tinggal disambung saja.
Jadi semuanya sudah siap,” tegasnya saat dihubungi media ini, Jumat (24/1)
kemarin.
Dengan
kata lain, lanjut dia, tugas PU Bontang dari segi pembangunan fisik telah
rampung. Namun, tidak begitu dengan kebutuhan perorangan pedagang. Sebab, dia
tak menampik, adanya penolakan sejumlah pedagang untuk pindah lantaran beberapa
sebab. Misalnya saja, konstruksi bangunan khususnya dari tinggi antara lantai kios
dengan plafon, hingga penempatan sekat dinilai tak sesuai kebutuan pedagang.
“Penilaian
itu, sebatas raba-raba. Karena, mereka kan
belum pindah dan merasakan sendiri tempat di sana (pasar sementara, Red.). Tapi, saya yakin, kalau sudah
ditempati, pasti tidak ngeluh lagi.
Karena, kami bekerja sudah sesuai gambar dan perhitungan matang,” urai Maksi.
Keluhan pedagang mengenai sekat, Maksi minta tak perlu
diributkan. Apalagi sampai menolak pindah. Sebab, dia menyebut hal itu bisa
teratasi ketika mereka telah pindah.
“Kalau sudah pindah, terserah mereka, mau dibuat
seperti apa tempat mereka. Toh, itu
sudah punya mereka untuk dipergunakan semestinya. PU bekerja secara umum. Jika
ada ketidasesuaian, itu sudah masuk kebutuhan perorangan,” lanjutnya.
Yang pasti, kata dia, akhir Januari sudah bisa
dilakukan serah terima dengan Disperindagkop dan UMKM Bontang. Sehingga, awal
Fabruari sudah bisa ditempati. Agar, pembangunan pasar utama di lokasi eks
kebakaran, bisa dilakukan.
“Rencananya, Senin (27/1) nanti, evaluasi akhir kami. Saat
itupula, akan dibicarakan waktu pemindahan pedagang. Tapi, pada dasarnya, pihak
Asosiasi pedagang Pasar Bontang sudah sepakat. Jadi, saya optimis, Februari
sudah bisa ditempati,” tandasnya. (*/in)
Target
Desember, PU Malah Molor
Maksi Dwiyanto |
DINAS
Pekerjaan Umum (PU) Bontang mengakui meleset dari target penyelesaian
ditetapkan Wali Kota Bontang yakni akhir Desember. Namun, membantah jika
dianggap tidak konsisten dalam bekerja. Bahkan, berdalih, bahwa salah satu
pemicu keterlambatan adalah ulah warga.
Kepala
Bidang (Kabid) Cipta Karya Dinas PU Bontang Maksi Dwiyanto menuturkan, memang
benar, pelaksanaan proyek yang dijadwalkan rampung akhir Desember harus molor
hingga akhir Januari. Penyebabnya, kata dia ada beberapa hal. Misalnya saja,
penyegelan area kerja oleh pemilik lahan atas kontraktor beberapa waktu lalu. Selain
itu, masih ada masalah cuaca, yang mengharuskan pengerjaan terhenti beberapa
saat.
“Kalau
soal cuaca, kami tidak bisa paksakan. Karena bisa pengaruh ke kualitas
material. Kendala lain, ada juga masalah tenaga kerja. Warga setempat juga
minta dipekerjakan. Tapi, setelah dikabulkan, ternyata tetap tidak bisa sesuai
target,” jelasnya, Jumat (24/1) kemarin.
Kata
dia, jika pedagang bisa bekerja sama dan siap pindah ke pasar sementara
Februari nanti, maka pihaknya bisa lantas bekerja di lokasi pasar utama. Sebab,
dia menyebut material yang dibutuhkan sudah siap bahkan menumpuk di pelabuhan
Tanjung Laut Indah sejak beberapa bulan lalu.
Bahkan,
jika tidak ada halangan dari pihak pedagang, dengan menolak pindah, maka proyek
pengerjaan pasar utama bisa dikerjakan lebih cepat dari tenggat waktu yakni 2
tahun. “Kalau semuanya lancar, bahkan bisa kelar setahun lebih saja,” ujarnya.
Dia
juga meluruskan tentang daya tampung pasar sementara. Menurutnya sudah sesuai
kebutuhan yakni sekira 900-an pedagang korban kebakaran. Tidak sampai seribu-an
pedagang seperti yang dikhawatirkan pedagang. Sebab, kata dia, jumlah
tersebut-lah yang diperoleh dari data Disperindagkop dan UMKM Bontang.
“Jadi
data sekira seribu pedagang itu, saya kira hanya ditambah-tambah saja. Mungkin
mereka itu pedagang baru yang nambah kios atau PKL. Tapi, sekalipun perhitungan
kami hanya 900-an pedagang, kami bisa jamin, semua pedagang bisa masuk,”
ujarnya.
“Nanti
bisa dibuktikan sendiri, kalau sudah pindah. Karena, kami memang bekerja dengan
pertimbangan matang. Dan mengutamakan kepentingan pedagang,” tandasnya (*/in)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar