Kamis, 12 Juni 2014

Pasar Sementara Rampung



Tinggal Diserahkan ke Disperindagkop, Februari Bisa Ditempat

SEMUANYA BERES: Proyek pembangunan pasar sementara Rawa Indah ini selesai dikerjakan. Pedagang tinggal menunggu perintah menempatinya (Imran Ibnu)
BONTANG – Pasar sementara Rawa Indah sudah rampung dikerjakan dan siap digunakan sekira 900 pedagang juga menjadi korban kebakaran. Malah, akhir Januari akan diserahkan ke Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi UMKM (Disperindagkop) Bontang. Hal ini ditegaskan Kepala Bidang (Kabid) Cipta Karya Dinas Pekerjaan Umum (PU) Bontang Maksi Dwiyanto.
Maksi menjelaskan pemenuhan infrastruktur fisik berupa lapak hingga akses jalan layak sudah rampung dikerjakan. Begitu juga dengan pengadaan listrik dari PLN dan air bersih pun telah disanggupi.
“Soal listrik sudah disanggupi PLN. Kalau masalah air bersih, tinggal disambung saja. Jadi semuanya sudah siap,” tegasnya saat dihubungi media ini, Jumat (24/1) kemarin.
Dengan kata lain, lanjut dia, tugas PU Bontang dari segi pembangunan fisik telah rampung. Namun, tidak begitu dengan kebutuhan perorangan pedagang. Sebab, dia tak menampik, adanya penolakan sejumlah pedagang untuk pindah lantaran beberapa sebab. Misalnya saja, konstruksi bangunan khususnya dari tinggi antara lantai kios dengan plafon, hingga penempatan sekat dinilai tak sesuai kebutuan pedagang.
“Penilaian itu, sebatas raba-raba. Karena, mereka kan belum pindah dan merasakan sendiri tempat di sana (pasar sementara, Red.). Tapi, saya yakin, kalau sudah ditempati, pasti tidak ngeluh lagi. Karena, kami bekerja sudah sesuai gambar dan perhitungan matang,” urai Maksi.
Keluhan pedagang mengenai sekat, Maksi minta tak perlu diributkan. Apalagi sampai menolak pindah. Sebab, dia menyebut hal itu bisa teratasi ketika mereka telah pindah.
“Kalau sudah pindah, terserah mereka, mau dibuat seperti apa tempat mereka. Toh, itu sudah punya mereka untuk dipergunakan semestinya. PU bekerja secara umum. Jika ada ketidasesuaian, itu sudah masuk kebutuhan perorangan,” lanjutnya.
Yang pasti, kata dia, akhir Januari sudah bisa dilakukan serah terima dengan Disperindagkop dan UMKM Bontang. Sehingga, awal Fabruari sudah bisa ditempati. Agar, pembangunan pasar utama di lokasi eks kebakaran, bisa dilakukan.
“Rencananya, Senin (27/1) nanti, evaluasi akhir kami. Saat itupula, akan dibicarakan waktu pemindahan pedagang. Tapi, pada dasarnya, pihak Asosiasi pedagang Pasar Bontang sudah sepakat. Jadi, saya optimis, Februari sudah bisa ditempati,” tandasnya. (*/in)



Target Desember, PU Malah Molor



Maksi Dwiyanto
DINAS Pekerjaan Umum (PU) Bontang mengakui meleset dari target penyelesaian ditetapkan Wali Kota Bontang yakni akhir Desember. Namun, membantah jika dianggap tidak konsisten dalam bekerja. Bahkan, berdalih, bahwa salah satu pemicu keterlambatan adalah ulah warga.
Kepala Bidang (Kabid) Cipta Karya Dinas PU Bontang Maksi Dwiyanto menuturkan, memang benar, pelaksanaan proyek yang dijadwalkan rampung akhir Desember harus molor hingga akhir Januari. Penyebabnya, kata dia ada beberapa hal. Misalnya saja, penyegelan area kerja oleh pemilik lahan atas kontraktor beberapa waktu lalu. Selain itu, masih ada masalah cuaca, yang mengharuskan pengerjaan terhenti beberapa saat.
“Kalau soal cuaca, kami tidak bisa paksakan. Karena bisa pengaruh ke kualitas material. Kendala lain, ada juga masalah tenaga kerja. Warga setempat juga minta dipekerjakan. Tapi, setelah dikabulkan, ternyata tetap tidak bisa sesuai target,” jelasnya, Jumat (24/1) kemarin.
Kata dia, jika pedagang bisa bekerja sama dan siap pindah ke pasar sementara Februari nanti, maka pihaknya bisa lantas bekerja di lokasi pasar utama. Sebab, dia menyebut material yang dibutuhkan sudah siap bahkan menumpuk di pelabuhan Tanjung Laut Indah sejak beberapa bulan lalu.
Bahkan, jika tidak ada halangan dari pihak pedagang, dengan menolak pindah, maka proyek pengerjaan pasar utama bisa dikerjakan lebih cepat dari tenggat waktu yakni 2 tahun. “Kalau semuanya lancar, bahkan bisa kelar setahun lebih saja,” ujarnya.
Dia juga meluruskan tentang daya tampung pasar sementara. Menurutnya sudah sesuai kebutuhan yakni sekira 900-an pedagang korban kebakaran. Tidak sampai seribu-an pedagang seperti yang dikhawatirkan pedagang. Sebab, kata dia, jumlah tersebut-lah yang diperoleh dari data Disperindagkop dan UMKM Bontang.
“Jadi data sekira seribu pedagang itu, saya kira hanya ditambah-tambah saja. Mungkin mereka itu pedagang baru yang nambah kios atau PKL. Tapi, sekalipun perhitungan kami hanya 900-an pedagang, kami bisa jamin, semua pedagang bisa masuk,” ujarnya.
“Nanti bisa dibuktikan sendiri, kalau sudah pindah. Karena, kami memang bekerja dengan pertimbangan matang. Dan mengutamakan kepentingan pedagang,” tandasnya (*/in) 




Tidak ada komentar:

Posting Komentar