Khusus
Keluarga Miskin, Anggaran Rp 39
Miliar dari APBN
PEMERINTAH
Kota (Pemkot) Bontang bakal membangun Rumah susun sederhana sewa (Rusunawa).
Yang diperuntukan bagi keluarga miskin (Gakin) belum memiliki rumah hunian
tetap. Rencananya banguan tersebut sudah rampung di awal 2015. Tarif sewa murah
pun diterapkan. Mulai dari Rp 220 ribu per bulan hingga Rp 300 ribu per bulan.
Kepala Bidang (Kabid)
Cipta Karya, Maksi Dwiyanto menuturkan, berdasarkan hasil rapat dengan pihak
Kementrian PU pusat beberapa waktu lalu, megaproyek senilai Rp 39 miliar itu akan
dibangun tahun ini.
“Rencananya masa
pembangunan selama setahun. Itu sudah termasuk, jalan, listrik dan air
bersih," ujar Maksi belum lama ini.
Menurut dia, tujuan
dibangunnya Rusunawa itu, untuk memenuhi salah satu kebutuhan pokok masyarakat,
yakni rumah hunian. Hanya saja, diimbau agar selama menempati rumah tersebut,
para penghuni sambil membangun rumah hunian tetap. Agar bisa memberi kesempatan
kepada penghuni lain juga menekan pengeluaran bulanan.
Dijelaskan Maksi,
saat ini Pemerintah Kota (Pemkot) Bontang sudah memiliki lahan yang akan
dijadikan lokasi tempat pembangunan seluas kurang lebih 1,2 hektare. Lokasinya
di wilayah Kelurahan Api-Api, Bontang Utara. Bangunan tersebut, nantinya akan
menjadi pilot project atau
percontohan untuk mengukur sebesar apa minat warga Bontang atas Rusunawa itu.
Karena lanjutnya,
jika terbukti besar, maka pihaknya akan kembali mengajukan penambahan anggaran
ke Kementrian PU di Jakarta bersumber dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara
(APBN).
“Karena anggaran
senilai Rp 39 miliar itu, khusus membangun proyek percontohan ini. Kalau minat
Gakin Bontang tinggi, maka kami akan mengusulkan menambahan lagi ke pusat,”
ungkapnya.
Alteratif lahan
membangun Rusunawa lanjutan, yakni di Kelurahan Guntung, dan Berebas Tengah.
Tapi sebaliknya jika antusiasme menempati rusunawa minim, maka tidak akan
dilanjutkan.
Diuraikannya,
Rusunawa tersebut terbagi atas dua blok. Masing-masing blok dibangun setinggi 5
lantai dengan jumlah kamar mencapai 89 unit.
Dia mengungkapkan,
beberapa kriteria penghuni Rusunawa tersebut yakni tercatat sebagai Gakin,
dengan profesi utama sebagai buruh, nelayan, pedagang kecil, guru, dan mahasiswa.
Bagi yang sudah berkeluarga, disyaratkan minimal memiliki 2 anak atau 4 anggota keluarga. “Saat ini kami
masih menunggu data Gakin dari kelurahan.
Karena sampai sekarang belum ada yang menyetor,” katanya.
Kata Maksi penerapan
tarif sewa di Rusunawa tersebut ditentukan sesuai lokasi hunian. Jika lokasinya
berada di lantai lima atau teratas, maka hanya diminta membayar Rp 220 ribu per
bulan, untuk lantai dua Rp 280 ribu, lantai tiga Rp 260 ribu sementara lantai
dasar Rp 300 ribu per bulan.
“Prinsipnya, Rusunawa
ini bagi Gakin yang belum punya rumah
dan berniatan kuat memilki rumah. Makanya, kesempatan tinggal di Rusunawa
dengan nilai sewa kecil itulah, hendaknya penghuni menekan pengeluaran untuk
perencanaan ke depan,” ungkapnya. (in)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar