Minggu, 15 Juni 2014

Tahun Ini, Rusunawa Dibangun


Khusus Keluarga Miskin, Anggaran Rp 39 Miliar dari APBN


PEMERINTAH Kota (Pemkot) Bontang bakal membangun Rumah susun sederhana sewa (Rusunawa). Yang diperuntukan bagi keluarga miskin (Gakin) belum memiliki rumah hunian tetap. Rencananya banguan tersebut sudah rampung di awal 2015. Tarif sewa murah pun diterapkan. Mulai dari Rp 220 ribu per bulan hingga Rp 300 ribu per bulan.
Kepala Bidang (Kabid) Cipta Karya, Maksi Dwiyanto menuturkan, berdasarkan hasil rapat dengan pihak Kementrian PU pusat beberapa waktu lalu, megaproyek senilai Rp 39 miliar itu akan dibangun tahun ini.
“Rencananya masa pembangunan selama setahun. Itu sudah termasuk, jalan, listrik dan air bersih," ujar Maksi belum lama ini.
Menurut dia, tujuan dibangunnya Rusunawa itu, untuk memenuhi salah satu kebutuhan pokok masyarakat, yakni rumah hunian. Hanya saja, diimbau agar selama menempati rumah tersebut, para penghuni sambil membangun rumah hunian tetap. Agar bisa memberi kesempatan kepada penghuni lain juga menekan pengeluaran bulanan.
Dijelaskan Maksi, saat ini Pemerintah Kota (Pemkot) Bontang sudah memiliki lahan yang akan dijadikan lokasi tempat pembangunan seluas kurang lebih 1,2 hektare. Lokasinya di wilayah Kelurahan Api-Api, Bontang Utara. Bangunan tersebut, nantinya akan menjadi pilot project atau percontohan untuk mengukur sebesar apa minat warga Bontang atas Rusunawa itu.
Karena lanjutnya, jika terbukti besar, maka pihaknya akan kembali mengajukan penambahan anggaran ke Kementrian PU di Jakarta bersumber dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN).
“Karena anggaran senilai Rp 39 miliar itu, khusus membangun proyek percontohan ini. Kalau minat Gakin Bontang tinggi, maka kami akan mengusulkan menambahan lagi ke pusat,” ungkapnya.
Alteratif lahan membangun Rusunawa lanjutan, yakni di Kelurahan Guntung, dan Berebas Tengah. Tapi sebaliknya jika antusiasme menempati rusunawa minim, maka tidak akan dilanjutkan.
Diuraikannya, Rusunawa tersebut terbagi atas dua blok. Masing-masing blok dibangun setinggi 5 lantai dengan jumlah kamar mencapai 89 unit.
Dia mengungkapkan, beberapa kriteria penghuni Rusunawa tersebut yakni tercatat sebagai Gakin, dengan profesi utama sebagai buruh, nelayan, pedagang kecil, guru, dan mahasiswa. Bagi yang sudah berkeluarga, disyaratkan minimal memiliki  2 anak atau 4 anggota keluarga. “Saat ini kami masih menunggu data Gakin dari kelurahan.  Karena sampai sekarang belum ada yang menyetor,” katanya.
Kata Maksi penerapan tarif sewa di Rusunawa tersebut ditentukan sesuai lokasi hunian. Jika lokasinya berada di lantai lima atau teratas, maka hanya diminta membayar Rp 220 ribu per bulan, untuk lantai dua Rp 280 ribu, lantai tiga Rp 260 ribu sementara lantai dasar Rp 300 ribu per bulan.
“Prinsipnya, Rusunawa ini bagi Gakin yang  belum punya rumah dan berniatan kuat memilki rumah. Makanya, kesempatan tinggal di Rusunawa dengan nilai sewa kecil itulah, hendaknya penghuni menekan pengeluaran untuk perencanaan ke depan,” ungkapnya. (in) 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar