Kamis, 12 Juni 2014

Lagi, Jalan Arif Rahman Dikeluhkan

Kerap Kecelakaan, Debu Usik Kesehatan Warga

BUKAN EMBUN: Truk-truk ini kerap memanfaatkan Jalan Arief Rahman Hakim sebagai akses mobilisasi. Debu dan jalan berlubang menjadi pemandangan lama di kawasan ini (Imran Ibnu)
BONTANG – Kondisi Jalan Arif Rahman Hakim, Kelurahan Belimbing kembali menuai keluhan warga. Sebab, kondisi jalan tersebut kian memburuk. Jalan yang sudah dicor semakin hancur. Diperparah lagi oleh akses lalu lalang kendaraan truk pengangkut material bangunan berupa pasir hingga tanah uruk. Alhasil, jalanan dan rumah warga di sekitarnya harus pasrah diselimuti debu.
Namun, sayangnya, perusahaan pemilik truk dan proyek itu tak sedikit pun mengerti. Lantaran tak ada upaya menyiram jalan dengan air, agar dapat mengurangi intensitas debu yang semakin mengancam kesehatan warga setempat dan pengendara lain khususnya sepeda motor.
Pantauan media ini, jalanan yang semula berukuran sekira 17 meter itu, sesak oleh debu berterbangan. Yang hinggap dan menyelinap masuk ke dalam rumah warga di sekitarnya. Melalui pintu ataupun lewat ventilasi rumah warga.
 Akses jalan yang sejatinya beberapa kali tersentuh perbaikan oleh salah satu pihak itu, kini kian parah. Bahkan, salah satu lubang yang pada 2013 lalu masih berdiameter setengah  meter itu, kini makin melebar hingga 3 meter. Bahkan ketika hujan, lubang tersebut pantas disebut sebagai kolam ikan yang terdampar di tengah jalan.
Jelas saja, menuai protes warga setempat maupun pengguna jalan. Sebab, menurut Umar, warga RT 42 Kelurahan Belimbing sekaligus saksi mata yang ditemui media ini,  menyebutkan kondisi jalan itu telah beberapa kali menyebabkan pengguna jalan celaka. Lantaran jatuh dari atas motor saat berkendara. Salah satunya, Rabu (29/1) lalu. Ketika ada seorang ibu rumah tangga bersama sang anak tengah berkendara ke arah Kutim saat malam sekira pukul 22.00 Wita.
Namun, karena penerangan minim yang hanya mengandalkan kendaraan dari motor sang korban,  tiba-tiba menyebabkan jatuh dari motornya. Tepat ketika melintas salah satu lubang menganga. Diperparah, saat itu ada truk besar melintas dalam kecepatan tinggi. Untungnya, truk tersebut memilih jalur lain. Sehingga dia bisa terhindar dari maut.
Hanya saja, dia yakin sang ibu sempat merasakan guyuran debu malam yang memperparah luka di sekujur tubuh dan tubuh anaknya itu.
“Ibu-ibu sama anaknya itu jatuh gara-gara nginjak lubang tepat di depan rumah saya. Lalu, dia terseret dan tergesek batu koral sisa pengerjaan PU. Makanya, karena saya lihat, lalu saya tolongin,” kenangnya saat ditemui di lokasi, Jumat (31/1) kemarin.
Dia menjelaskan, penderitaan warga setempat sudah berlangsung sejak lama. Yakni sejak jalanan itu rusak namun tak kunjung mendapat perhatian pemerintah. Namun, diperparah pada pertengahan bulan 2013 lalu. Yakni ketika ada aktivitas penambangan atau pengangkutan material tanah uruk di kilometer 3.
Sebab, menurutnya jumlah truk melintas tiap hari mencapai puluhan unit. Akibatnya, jalan yang semula sudah hancur. Kini makin hancur dan ditambah debu beterbangan dan hinggap menyelimuti rumah warga. Yang dia sayangkan, truk-truk tersebut dalam beroperasi tanpa menggunakan penutup bak dengan terpal.
“Harusnya kalau kontraktornya bertanggungjawab, harusnya mereka menggunakan penutup. Supaya tidak mengotori jalan dan rumah kami. Begitupula dengan pengendara lain,” ujarnya.
Namun, dia justru menyangsikan, apakah benar, selama ini aktivitas supir truk tersebut luput dari pantauan aparat. Sebab, jika benar, maka kinerja mereka tidak maksimal. Sebab, jalan ini bukan jalanan di gang tertutup. Melainkan jalan yang dilalui menuju ke sejumlah tempat penting. Mulai dari Puskemas Bontang Utara, hingga salah satu hotel di Bontang.
“Yang mau saya pertanyakan, kalau benar pemerintah serius punya hukum mengatur tentang kewajiban menutup terpal saat memuat material, maka harusnya ada razia di tempat ini. Karena saya tahu pasti, di sini tempatnya pelanggaran. Saya harap, pemerintah bersangkutan, membuka mata,” tukas dia. (*/in)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar