Kerap Kecelakaan, Debu Usik Kesehatan Warga
BUKAN EMBUN: Truk-truk ini kerap memanfaatkan Jalan Arief Rahman Hakim sebagai akses mobilisasi. Debu dan jalan berlubang menjadi pemandangan lama di kawasan ini (Imran Ibnu) |
BONTANG – Kondisi Jalan Arif Rahman Hakim, Kelurahan Belimbing kembali
menuai keluhan warga. Sebab, kondisi jalan tersebut kian memburuk. Jalan yang
sudah dicor semakin hancur. Diperparah lagi oleh akses lalu lalang kendaraan
truk pengangkut material bangunan berupa pasir hingga tanah uruk. Alhasil,
jalanan dan rumah warga di sekitarnya harus pasrah diselimuti debu.
Namun, sayangnya, perusahaan pemilik truk dan proyek itu tak sedikit pun
mengerti. Lantaran tak ada upaya menyiram jalan dengan air, agar dapat mengurangi
intensitas debu yang semakin mengancam kesehatan warga setempat dan pengendara
lain khususnya sepeda motor.
Pantauan media ini, jalanan yang semula berukuran sekira 17 meter itu,
sesak oleh debu berterbangan. Yang hinggap dan menyelinap masuk ke dalam rumah
warga di sekitarnya. Melalui pintu ataupun lewat ventilasi rumah warga.
Akses jalan yang sejatinya
beberapa kali tersentuh perbaikan oleh salah satu pihak itu, kini kian parah.
Bahkan, salah satu lubang yang pada 2013 lalu masih berdiameter setengah meter itu, kini makin melebar hingga 3 meter.
Bahkan ketika hujan, lubang tersebut pantas disebut sebagai kolam ikan yang
terdampar di tengah jalan.
Jelas saja, menuai protes warga setempat maupun pengguna jalan. Sebab,
menurut Umar, warga RT 42 Kelurahan Belimbing sekaligus saksi mata yang ditemui
media ini, menyebutkan kondisi jalan itu
telah beberapa kali menyebabkan pengguna jalan celaka. Lantaran jatuh dari atas
motor saat berkendara. Salah satunya, Rabu (29/1) lalu. Ketika ada seorang ibu
rumah tangga bersama sang anak tengah berkendara ke arah Kutim saat malam
sekira pukul 22.00 Wita.
Namun, karena penerangan minim yang hanya mengandalkan kendaraan dari
motor sang korban, tiba-tiba menyebabkan
jatuh dari motornya. Tepat ketika melintas salah satu lubang menganga.
Diperparah, saat itu ada truk besar melintas dalam kecepatan tinggi. Untungnya,
truk tersebut memilih jalur lain. Sehingga dia bisa terhindar dari maut.
Hanya saja, dia yakin sang ibu sempat merasakan guyuran debu malam yang
memperparah luka di sekujur tubuh dan tubuh anaknya itu.
“Ibu-ibu sama anaknya itu jatuh gara-gara nginjak lubang tepat di depan
rumah saya. Lalu, dia terseret dan tergesek batu koral sisa pengerjaan PU.
Makanya, karena saya lihat, lalu saya tolongin,” kenangnya saat ditemui di
lokasi, Jumat (31/1) kemarin.
Dia menjelaskan, penderitaan warga setempat sudah berlangsung sejak
lama. Yakni sejak jalanan itu rusak namun tak
kunjung mendapat perhatian pemerintah. Namun, diperparah pada pertengahan bulan
2013 lalu. Yakni ketika ada aktivitas penambangan atau pengangkutan material
tanah uruk di kilometer 3.
Sebab, menurutnya jumlah truk
melintas tiap hari mencapai puluhan unit. Akibatnya, jalan yang semula sudah
hancur. Kini makin hancur dan ditambah debu beterbangan dan hinggap menyelimuti
rumah warga. Yang dia sayangkan, truk-truk tersebut dalam beroperasi tanpa menggunakan
penutup bak dengan terpal.
“Harusnya kalau kontraktornya
bertanggungjawab, harusnya mereka menggunakan penutup. Supaya tidak mengotori
jalan dan rumah kami. Begitupula dengan pengendara lain,” ujarnya.
Namun, dia justru menyangsikan,
apakah benar, selama ini aktivitas supir truk tersebut luput dari pantauan
aparat. Sebab, jika benar, maka kinerja mereka tidak maksimal. Sebab, jalan ini
bukan jalanan di gang tertutup. Melainkan jalan yang dilalui menuju ke sejumlah
tempat penting. Mulai dari Puskemas Bontang Utara, hingga salah satu hotel di
Bontang.
“Yang mau saya pertanyakan, kalau
benar pemerintah serius punya hukum mengatur tentang kewajiban menutup terpal
saat memuat material, maka harusnya ada razia di tempat ini. Karena saya tahu
pasti, di sini tempatnya pelanggaran. Saya harap, pemerintah bersangkutan,
membuka mata,” tukas dia. (*/in)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar