Kamis, 03 Oktober 2013

Catatan Sang Pemberontak


 Rasa Takut, Jadi PR Utama

JAKARTA - Rasa takut kerap menghantui saya ketika menghadapi satu hal baru. Misalnya saja mengenai kasus yang sebelumnya tidak saya ikuti. Tiba-tiba diminta redaktur mengusutnya. Jelas saja, tidak punya keberanian menanganinya. Ketimbang saya dipermalukan narasumber saya. Tidak bisa dimungkiri, kelemahan itu adalah Pekerjaan Rumah (PR) yang harus segera saya selesaikan. Karena, saya sadar, ketakutan itu yang kelak menghambat peningkatan kapasitas diri saya sebagai profesional jurnalis.
Ya, pernyataan di atas beralasan untuk saya ungkapkan. Karena, menurut pengalaman selama ini. Rasa canggung dan minder ketika menghadapi kasus baru yang sebelumnya tidak pernah disentuh. Ditambah lagi, harus mewawancarai narasumber dari golongan elite politik. Jelas saja, dengan mudah mereka mempermainkan jalan pikiran serta mengobok-obok pemikiran wartawan jika tidak menguasai masalah.
Saat itu terjadi, hasil wawancara yang diperoleh pun menjadi tidak fokus. Bahkan tidak menutup kemungkinan melenceng dari target penulisan berita yang telah direncanangan matang di meja redaksi. Ketika hal itu terjadi, artinya saya telah gagal melakukan wawancara.
Oleh sebab itu, dengan menginkuti program magang di Kantor JPNN dan Indopos Jakarta Pusat sejak Jumat (27/9) lalu. Setidaknya bisa mengurangi kadar ketakutan pada diri saya. Tentu setelah menempuh medan liputan dinamis di ibu kota itu. Sehingga, ketika saya kembali ke Bontang, tidak ada lagi rasa takut bertemu dan bertatap muka dengan para elite politik. (in)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar