Jumat, 29 Agustus 2014

Sudah Diperingatkan sejak 12 Agustus


KEPALA UPTD Pasar Bontang, Haedar menegaskan, pihaknya tidak melakukan relokasi tanpa konfirmasi dan peringatan sebelumnya. Bahkan sejak tanggal 12 Agustus lalu, dia sudah memberi imbauan agar pedagang telah memiliki tempat di pasar tambahan, segera pindah.
Terkait pedagang keukeuh menolak pindah lantaran merasa tak memeroleh petak di pasar tambahan, dia tak berkomentar banyak. Namun, dalam satu pernyataannya, dia menegaskan, siapa pun masih berjualan di lahan pasar itu, harus pindah, tidak ada toleransi lagi.
“Semua harus pindah. Urusan sudah dapat petak atau belum, itu kita atur nanti. Setelah pasar tambahan ditempati, baru kita cek lagi. Mana pedagang baru, mana yang tidak,” tandasnya.
Demi memeroleh keterangan lebih dalam, wartawan pun meminta salah satu pedagang, Rosna, bercerita tentang kisahnya selama puluhan tahun berjualan di pasar Rawa Indah Bontang. Dalam pengakuannya, ia pernah memiliki hak pakai petak yang diberikan UPTD Pasar Bontang, beberapa tahun silam.
Namun karena kebutuhan mendesak; sang anak tengah sakit, dan butuh biaya berobat, dengan berat hati, dia memutuskan melepaskan hak pakai itu kepada pedagang lain yang ingin berjualan.
Meski tak merincikan secara gamblang, Rosna mengaku melepas hak pakai itu dengan nilai tak lebih dari Rp 5 juta. Uang itu akan digunakan untuk membiayai kebutuhan berobat sang anak.
“Saya tekankan, itu bukan jual petak. Tapi biaya ganti rugi. Nilainya tidak banyak, sekitar Rp 5 juta. Tapi itu saya lakukan karena mendesak. Sebab, kalau kepepet seperti itu, saya kan tidak mungkin ngemis-ngemis minta ke orang lain. Makanya, saat itu, yang paling masuk akal adalah melepas hak pakai ke orang lain yang ingin berjualan,” tegasnya.
Rosna merasa, kejadian melepaskan hak pakai ke pedagang lain, tidak bisa menjadi alasan agar dirinya tidak bisa kembali memeroleh petak untuk berjualan. Sebab betapa pun juga, sebagai pedagang lama, dia merasa memiliki hak lebih dibanding pedagang baru, yang sama sekali tidak pernah berjualan dan menjadi korban kebakaran pada 2013 lalu.
“Karena saya tidak dapat tempat, makanya saya tidak akan pindah ke mana-mana. Kalau yang lain mau disuruh pindah, silahkan. Asal jangan saya. Soalnya, mau ke mana?” tandasnya.
Namun sikap keras, ditunjukan Rosna tidak ‘berbuah manis’ seperti diharapkan. Sebab, Tim Relokasi tetap berpatok pada mandat agar lokasi pasar itu ‘dibersihkan’ sesuai perencanaan awal.
Melalui proses negosiasi cukup alot, pedagang bersangkutan akhirnya luluh, dan memilih ‘angkat kaki’ secara sukarela tanpa dibantu Tim Relokasi. (in)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar