KEPALA UPTD Pasar Bontang, Haedar menegaskan, pihaknya tidak melakukan relokasi tanpa
konfirmasi dan peringatan sebelumnya. Bahkan sejak tanggal 12 Agustus lalu, dia
sudah memberi imbauan agar pedagang telah memiliki tempat di pasar tambahan,
segera pindah.
Terkait
pedagang keukeuh menolak pindah lantaran merasa tak memeroleh petak di pasar
tambahan, dia tak berkomentar banyak. Namun, dalam satu pernyataannya, dia
menegaskan, siapa pun masih berjualan di lahan pasar itu, harus pindah, tidak
ada toleransi lagi.
“Semua
harus pindah. Urusan sudah dapat petak atau
belum, itu kita atur nanti. Setelah pasar tambahan ditempati, baru kita cek
lagi. Mana pedagang baru, mana yang tidak,” tandasnya.
Demi
memeroleh keterangan lebih dalam, wartawan pun meminta salah satu pedagang,
Rosna, bercerita tentang kisahnya selama puluhan tahun berjualan di pasar Rawa
Indah Bontang. Dalam pengakuannya, ia pernah memiliki hak pakai petak yang
diberikan UPTD Pasar Bontang, beberapa tahun silam.
Namun
karena kebutuhan mendesak; sang anak tengah sakit, dan butuh biaya berobat,
dengan berat hati, dia memutuskan melepaskan hak pakai itu kepada pedagang lain
yang ingin berjualan.
Meski
tak merincikan secara gamblang, Rosna mengaku melepas hak pakai itu dengan
nilai tak lebih dari Rp 5 juta. Uang itu akan digunakan untuk membiayai
kebutuhan berobat sang anak.
“Saya
tekankan, itu bukan jual petak. Tapi biaya ganti rugi. Nilainya tidak banyak,
sekitar Rp 5 juta. Tapi itu saya lakukan karena mendesak. Sebab, kalau kepepet
seperti itu, saya kan tidak mungkin ngemis-ngemis minta ke orang lain. Makanya,
saat itu, yang paling masuk akal adalah melepas hak pakai ke orang lain yang
ingin berjualan,” tegasnya.
Rosna
merasa, kejadian melepaskan hak pakai ke pedagang lain, tidak bisa menjadi
alasan agar dirinya tidak bisa kembali memeroleh petak untuk berjualan. Sebab
betapa pun juga, sebagai pedagang lama, dia merasa memiliki hak lebih dibanding
pedagang baru, yang sama sekali tidak pernah berjualan dan menjadi korban
kebakaran pada 2013 lalu.
“Karena
saya tidak dapat tempat, makanya saya tidak akan pindah ke mana-mana. Kalau
yang lain mau disuruh pindah, silahkan. Asal jangan saya. Soalnya, mau ke
mana?” tandasnya.
Namun
sikap keras, ditunjukan Rosna tidak ‘berbuah manis’ seperti diharapkan. Sebab,
Tim Relokasi tetap berpatok pada mandat agar lokasi pasar itu ‘dibersihkan’
sesuai perencanaan awal.
Melalui
proses negosiasi cukup alot, pedagang bersangkutan akhirnya luluh, dan memilih
‘angkat kaki’ secara sukarela tanpa dibantu Tim Relokasi. (in)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar