KEPUTUSAN
Asosiasi Pedagang Kaki Lima (APKLI)
turut campur menangani persoalan terjadi di pasar Rawa Indah Bontang, ternyata
mengundang sikap Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi
(Disperindagkop) dan UMKM Bontang, Riza Pahlevi.
Menurutnya,
Ormas tersebut tidak berkepentingan dan dianggap salah sasaran. Sebab dia mengklaim,
di pasar Rawa Indah tidak ada PKL. Melainkan pedagang terdata. Sementara, yang
memperoleh petak adalah para korban kebakaran bukan pedagang baru.
"Perlu
ditekankan, yang menempati pasar sementara Rawa Indah itu pedagang pasar yang
telah terdata di database UPTD Pasar
Bontang. Jumlahnya 1.366 pedagang," kata Riza Pahlevi belum lama ini.
Mengenai
tudingan pedagang lama tidak memperoleh petak, sementara pedagang baru bisa
berjualan, Riza menampik hal itu. Bahkan dia meminta, agar pihak bersangkutan
membawa bukti-bukti yang bisa dipertanggungjawabkan.
“Jika terbukti di lapangan terjadi hal-hal di luar kebijakan Kadis dan Kepala UPTD
Pasar, silahkan dibuktikan dan
bertanggungjawab. Bahkan kami mengajak pihak berkepentingan
mengadakan pendataan pedagang bersama-sama. Sehingga polemik yang selama ini
ramai di media massa bisa terjawab dan dibuktikan di lapangan," tegas Riza
Pahlevi.
Dalam proses
pembagian petak, Riza mengaku mengacu pada database pedagang telah tercatat di
UPTD Pasar dan SK Kepala Dinas Nomor 41
Tahun 2014 Tentang Sistem Penataan Dan Penempatan Pedagang Pasar Rawah Indah
Pada Pasar Sementara Bontang.
"Disamping
itu, penyataan dilontarkan APKLI itu salah alamat. Karena yang kita tangani di sini bukan PKL,
tetapi pedagang pasar, termasuk pengampar, dan pengampar di pasar jangan
diartikan sebagai PKL. Kalau PKL itu adanya di tepi jalan, atau yang
menggunakan fasilitas umum, " jelas Riza.
Lanjutnya, hasil
penelusuran pihaknya di lapangan, memang ditemukan ada oknum pedagang menjanjikan
mendapatkan petak untuk diberikan kepada pedagang lain dengan imbalan uang
dengan bukti kuitansi.
“Kami akan
bertindak tegas terhadap oknum-oknum tersebut,
termasuk Pegawai UPTD Pasar dan Disperindagkop dan UMKM yang bermain
jika memang terbukti," tegasnya. (in)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar