Jumat, 04 April 2014

Pedagang Minta Relokasi Ditunda


Listrik dan TPS Belum Siap, Pasar Sementara Rawa Indah Dianggap Belum Layak —sub

BONTANG – Proses relokasi pedagang yang berjualan di pasar darurat Rawa Indah kemungkinan akan tertunda. Sebab, sejumlah infrastruktur pokok seperti listrik dan Tempat Pembuangan Sampah (TPS) belum juga tersedia.
Padahal sebelumnya, Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Pasar Bontang mengintruksikan seluruh para pedagang yang sudah mendapatkan petak segera menempati pasar sementara dimulai 3 hingga 10 April. Jika tidak, maka petak akan dialihkan kepada pedagang lain yang berhak.
Marsita (52) pedagang konveksi Rawa Indah mengakui jika UPTD Pasar Bontang sudah mengedarkan Surat Keputusan (SK) terkait deadline pemindahan ke pasar sementara. Namun melihat kondisi fisik pasar sementara yang belum siap, salah satunya belum adanya aliran listrik dan TPS sementara tidak mungkin bisa ditempati berdagang.
“Bangunannya memang sudah jadi. Tapi kami masih membenahi dinding dan plafonnya. Kalau seperti semula, pasti panas karena terlalu pendek. Tingginya kurang lebih hanya lebih 2 meter-an,” jelasnya, kemarin.
Belum lagi terkait keberadaan TPS yang belum tersedia. Sementara diketahui, saat aktivitas jual-beli dimulai, otomatis produksi sampah meningkat. Sehingga TPS sangat dibutuhkan untuk menjaga kebersihan pasar. “Apa kami harus membuang sampah di jalan? Artinya pasar sementara ini memang belum layak ditempati,” ujarnya lantang.
Tak hanya itu, Abas (34) pedagang lain di Rawa Indah ikut menambahkan. Kata dia, meskipun SK mengenai intruksi pedagang untuk pindah itu sudah ditetapkan, namun dia pribadi belum siap jika listrik belum ada. Karena profesinya sebagai juru pangkas rambut sangat bergantung pada listrik. Jika tak ada listrik, artinya dia sebatas pindah namun belum digunakan membuka lapak usahanya.
Terkait ancaman akan mengalihkan kepemilikan petak tersebut jika melanggar, menurutnya tak bisa diterapkan begitu saja. Karena, menurut dia, Pemkot sebatas memberi instruksi, namun tidak menyediakan fasilitas agar aktivitas berdagang bisa berjalan lancar. “Saya kira pedagang lain juga sepakat dengan hal ini. Karena kalau jualan, kami pasti butuh kipas angin. Kalau terik, bisa mati kepanasan kami di dalam petak,” keluhnya.
Oleh sebab itu, dia meminta agar proses relokasi itu ditangguhkan hingga seluruh kebutuhan infrastrukturnya rampung. (*/in)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar