Listrik dan
TPS Belum Siap, Pasar Sementara Rawa Indah Dianggap Belum Layak
—sub
BONTANG – Proses
relokasi pedagang yang berjualan di pasar darurat Rawa Indah kemungkinan akan
tertunda. Sebab, sejumlah
infrastruktur pokok seperti listrik dan Tempat Pembuangan Sampah (TPS) belum juga
tersedia.
Padahal
sebelumnya, Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Pasar Bontang mengintruksikan
seluruh para pedagang yang sudah mendapatkan petak segera menempati pasar
sementara dimulai 3 hingga 10 April. Jika tidak, maka petak akan dialihkan kepada
pedagang lain yang berhak.
Marsita (52)
pedagang konveksi Rawa Indah mengakui jika UPTD Pasar Bontang sudah mengedarkan
Surat Keputusan (SK) terkait deadline pemindahan
ke pasar sementara. Namun melihat kondisi fisik pasar sementara yang belum
siap, salah satunya belum adanya aliran listrik dan TPS sementara tidak mungkin
bisa ditempati berdagang.
“Bangunannya
memang sudah jadi. Tapi kami masih membenahi dinding dan plafonnya. Kalau
seperti semula, pasti panas karena terlalu pendek. Tingginya kurang lebih hanya
lebih 2 meter-an,” jelasnya, kemarin.
Belum lagi
terkait keberadaan TPS yang belum tersedia. Sementara diketahui, saat aktivitas
jual-beli dimulai, otomatis produksi sampah meningkat. Sehingga
TPS sangat dibutuhkan untuk menjaga kebersihan pasar. “Apa kami harus membuang
sampah di jalan? Artinya pasar sementara ini memang belum layak ditempati,” ujarnya lantang.
Tak hanya
itu, Abas (34) pedagang lain di Rawa Indah ikut menambahkan. Kata dia, meskipun
SK mengenai intruksi pedagang untuk pindah itu sudah ditetapkan, namun dia
pribadi belum siap jika listrik belum ada. Karena profesinya sebagai juru
pangkas rambut sangat bergantung pada listrik. Jika tak ada listrik, artinya
dia sebatas pindah namun belum digunakan membuka lapak usahanya.
Terkait
ancaman akan mengalihkan kepemilikan petak tersebut jika melanggar, menurutnya
tak bisa diterapkan begitu saja. Karena, menurut dia, Pemkot sebatas memberi
instruksi, namun tidak menyediakan fasilitas agar aktivitas berdagang bisa
berjalan lancar. “Saya kira pedagang lain juga sepakat dengan hal ini. Karena
kalau jualan, kami pasti butuh kipas angin. Kalau terik, bisa mati kepanasan
kami di dalam petak,” keluhnya.
Oleh sebab
itu, dia meminta agar proses relokasi itu ditangguhkan hingga seluruh kebutuhan
infrastrukturnya rampung. (*/in)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar