Berkurang Rp 1 Miliar dari Tahun Sebelumnya ==SUB
BONTANG – Pelaksanaan
kegiatan kebudayaan tahun anggaran 2014 sedikit berbeda dengan tahun lalu. Jika
tahun lalu anggaran disetujui lebih Rp 6 miliar, tahun ini hanya sekira Rp 5
miliar.
Meskipun anggaran ini belum disahkan, namun sejumlah item kegiatan akan berkurang. Semula ada belasan, kini berkurang menjadi 7 item kegiatan. Sementara sisanya dicoret dari Anggaran
Belanja Tahunan (ABT) tahun ini.
“Dana Rp 6 miliar
lebih di tahun lalu itu sudah final. Jumlah kegiatan bisa terlaksana sekira
belasan item. Karena tahun lalu ada bantuan swasta. Sementara Rp 5 miliar masih
dalam proses tawar. Apakah akan bertambah atau sebaliknya. Kami masih
menunggu,” jelas Kepala Bidang (Kabid) Kebudayaan Disbudpar Bontang,
Heriansyah, kemarin.
Diungkapkannya,
kabar terbaru yang diterima dari pihak terkait, jumlah awal yang diusulkan
sejak 2013 lalu sekira Rp 5 miliar. Nantinya digunakan untuk mengakomodir
belasan kegiatan seni dan kebudayaan di Bontang. Namun kabarnya, kini item yang
bisa disetujui sekira 7 kegiatan. Sementara kegiatan lain masih menunggu kebijakan
dan keajaiban. Entah perubahan rencana pemerintah kota atau bantuan pihak
swasta.
Misalnya saja,
lanjut dia, salah satu item kegiatan yang sudah ditiadakan tim Badan
Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) dan Dinas Pendapatan, Pengelolaan,
Keuangan, dan Aset (DPPKA) Bontang yakni Dialog Kebudayaan. Agenda ini, rencananya akan dihadiri sejumlah sumber berkompeten dan peserta
dialog. Tujuannya memberi penyegaran dan memperluas pengetahuan peserta tentang
kekayaan kebudayaan milik Indonesia di Bontang.
Sementara yang bisa
direalisasi hanya sejumlah item memang wajib digelar tiap tahunnya. Di
antaranya, gelaran pesta adat Erau Guntung dan Pesta Laut Bontang Kuala. “Kalau
dua item itu harus ada tiap tahun. Tapi item lain sudah dihapus juga tak kalah
penting. Yang pasti kami masih menunggu kabar,” katanya.
Dijelaskannya,
anggaran untuk kebudayaan tersebut hanya diperuntukan membina sejumlah
kebudayaan yang tercatat di Kota Taman. Misalnya saja sekira 80 kelompok adat
atau paguyuban etnis tertentu telah terdata sebagai binaan Disbudpar bidang
Kebudayaan, nantinya pemerintah sebatas membina. Yakni, dengan melibatkan
mereka dalam setiap pagelaran budaya yang dimotori Pemkot Bontang.
“Kalau ada kegiatan
akan kami libatkan. Biasanya mereka dapat honor atau kami sebut sebagai uang
pengganti make up. Karena
melestarikan kebudayaan sangat penting. Makanya kami berharap, usulan kegiatan
yang kami ajukan tidak banyak dikurangi,” tandasnya. (*/in)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar