Selasa, 01 April 2014

Disdik Meleset, Sekolah Tagih Janji


Air PDAM belum Ngalir, Bawa dari Rumah Masin-Masing—sub

 BONTANG – Janji Dinas Pendidikan (Disdik) Bontang memenuhi kebutuhan infrastruktur Sekolah Dasar Negeri (SDN) Gunung Elai pada Desember ternyata meleset. Pasalnya, hingga berita ini diturunkan kebutuhan listrik dari PLN dan kebutuhan air bersih dari PDAM Tirta Taman tak kunjung diperoleh. Berbeda semenisasi akses jalan masuk ke gedung sekolah pelat merah itu, kini tengah dalam proses pembangunan.
Kondisi tersebut jelas berbanding terbalik dengan pernyataan Anwar Sanusi Kabid Pendidikan Dasar (Disdak) Disdik Bontang, Sabtu (29/6) tahun lalu. Yang secara tegas menjanjikan pemenuhan kebutuhan infrastruktur di SDN Gunung Elai yang terdiri dari pemenuhan kebutuhan listrik, air bersih, hingga pembangunan infrastruktur jalan yang laik.
Akibatnya, warga SDN Gunung Elai pun mesti berjuang dan melanjutkan proses belajar-mengajar (PBM) di tengah keterbatasan itu. Salah satunya dalam pemenuhan kebutuhan air bersih. Para pendidik dan siswanya mesti membawa bekal air bersih dari kediaman masing-masing demi kebutuhan Mandi Cuci Kakus (MCK). Dan sesekali membeli air bersih dari para pengusaha.
Sementara, kebutuhan listrik hingga kini mengandalkan bantuan warga sekitar yang peduli dengan oprasional sekolah itu.
Walaupun pemanfaatan listrik tidak bisa maksimal lantaran harus mempertimbangkan beban yang dapat ditanggung pemilik inti jaringan itu. Apalagi, sang empunya listrik tak pernah meminta bayaran kepada pihak sekolah atas pemakaikan itu sejak ditetapkan memulai PBM di tahun ajaran baru (9/8) 2013.
Kepala SDN Gunung Elai, Nurdin menyatakan, sampai saat ini warga SDN Gunung Elai masih dalam keterbatasan.  Khususnya keberadaan air bersih yang menjadi bagian terpenting dalam PBM. Oleh sebab itu, dia bersama para guru merinisiatif membawa air untuk kepentingan MCK. Bukan hanya untuk diri sendiri, tapi demi anak didiknya di bangku Sekolah Dasar (SD).
“Kebijakan ini hasil kesepakatan internal kami (sekolah). Memang benar, awalnya ada bantuan air per tangki dari warga sekitar. Tapi kini sudah tidak lagi. Makanya, kami inisiatif bawa dari rumah. Biasanya per orang satu jeriken 5 liter,” ujarnya saat dihubungi, Rabu (1/1) kemarin.
Dia menjelaskan, dari tiga butir infrastruktur pokok yang belum dimiliki sekolah itu, 2 di antaranya tengah dalam proses pengerjaan. Yakni pemasangan pipa air PDAM dan pembangunan infrastrukutur jalan. Khusus pemasangan air, jaringan pipa telah masuk siap. Meski begitu entah entah kenapa air bersih belum disalurkan.
Sementara, pengerjaan akses jalan belum sempurna hingga ke halaman gedung sekolah. Pengerjaan yang rampung baru sekitar 50 meter dan lebar sekira 4 meter. Sementara yang belum masih sekira belasan meter hingga tiba ke halaman sekolah.
“Tapi dari dua kebutuhan itu, yang paling mendesak pemenuhan air bersih. Karena yang namanya anak SD, kurang lebih seperti anak TK (Taman Kanak-Kanak). Kalau sudah begitu, gurunya yang direpotkan,” ungkapnya.
Dia menegaskan, Tugas Pokok dan Fungsi (Tupoksi) antara Disdik dan pendidik adalah jelas. Di mana, Disdik bertanggungjawab terhadap pemenuhan kebutuhan infrastruktur bagi sekolah negeri. Sementara, pengajar brekewajiban melahirkan Sumber Daya Manusia (SDM) berkualitas sebagai kader pemimpin masa depan. Oleh sebab itu, dia berharap agar pihak terkait segera memenuhi apa yang telah disepakati dan dijanjikan.

DINILAI BELUM URGENT, LISTRIK MENYUSUL

Terpisah, Kabid Dikdas Disdik Bontang, Anwar Sanusi membenarkan jika pemenuhan infrastruktur di sekolah ‘pelat merah’ itu akhir Desember lalu. Bahkan, anggaran yang disiapkan atas ketiganya  sekira Rp 180 juta.  Namun, lantaran beberapa sebab, ketika poin itu belum dapat terpenuhi. Salah satunya kebutuhan listrik dari PLN. Sementara, mengenai pemasangan air PDAM, kata dia telah rampung sesuai target yang dijanjikan.
“Airnya sudah ada. Selesainya akhir Desember kemarin. Jadi, kalau ada yang bilang belum selesai, berarti belum lihat kondisi di lapangan,” tegasnya.
Begitupula dengan pembangunan infrastruktur jalan. Dia mengklaim tengah dalam proses dan ditargetkan rampung April nanti.
Namun, khusus pengadaan jaringan listrik, dia memperkirakan belum bisa diterapkan tahun ini. Pasalnya, dia menilai belum urgent laiknya dua kebutuhan lain. Pasalnya, kata dia, saat ini siswa di sekolah itu baru tingkat SD. Di mana, diketahui belum banyak menggunakan listrik dalam mengoperasikan computer seperti tingkat SMP atau SMA.
Selain itu, lanjut dia, menurut pengakuan PLN, selama pembangunan infrastruktur jalan belum rampung,maka pembangunan jaringan listrik belum bisa dilakukan. Khususnya mengenai pemasangan tiang listrik. Di mana, harus menggunakan alat berat dalam proses penanaman tiang.
Sementara, jalan yang ada saat ini, dinilai belum mampu menopang berat kendaraan itu. Sehingga, jika dipaksakan, akan merusak infrastruktur yang sudah ada.
“Jadi, besar kemungkinan belum bisa dibangun tahun ini. Karena dinilai belum urgent. Yang pasti, sekolah itu tetap menjadi prioritas kami ke depan,” tutupnya.
Sebelumnya, Waka SDN Gunung Elai, Henriani mengeluhkan kondisi sekolah itu lantaran infrasturktur pokok meliputi air, listrik hingga infrastruktur jalan belum terpenuhi. Di sisi lain, Disdik Bontang telah menginstruksikan agar PBM dilaksakanan pada tahun ajaran baru (9/8) 2013. Sehingga, bisa dipastikan dapat menjadi kendala serius. Khususnya air dan listrik sebagai kebutuhan pokok manusia. (*/in)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar