Air PDAM
belum Ngalir, Bawa dari Rumah
Masin-Masing—sub
BONTANG – Janji Dinas Pendidikan (Disdik)
Bontang memenuhi kebutuhan infrastruktur Sekolah Dasar Negeri (SDN) Gunung Elai
pada Desember ternyata meleset. Pasalnya, hingga berita ini diturunkan
kebutuhan listrik dari PLN dan kebutuhan air bersih dari PDAM Tirta Taman tak
kunjung diperoleh. Berbeda semenisasi akses jalan masuk ke gedung sekolah pelat
merah itu, kini tengah dalam proses pembangunan.
Kondisi
tersebut jelas berbanding terbalik dengan pernyataan Anwar Sanusi Kabid
Pendidikan Dasar (Disdak) Disdik Bontang, Sabtu (29/6) tahun lalu. Yang secara
tegas menjanjikan pemenuhan kebutuhan infrastruktur di SDN Gunung Elai yang
terdiri dari pemenuhan kebutuhan listrik, air bersih, hingga pembangunan
infrastruktur jalan yang laik.
Akibatnya,
warga SDN Gunung Elai pun mesti berjuang dan melanjutkan proses
belajar-mengajar (PBM) di tengah keterbatasan itu. Salah satunya dalam
pemenuhan kebutuhan air bersih. Para pendidik dan siswanya mesti membawa bekal
air bersih dari kediaman masing-masing demi kebutuhan Mandi Cuci Kakus (MCK).
Dan sesekali membeli air bersih dari para pengusaha.
Sementara,
kebutuhan listrik hingga kini mengandalkan bantuan warga sekitar yang peduli
dengan oprasional sekolah itu.
Walaupun
pemanfaatan listrik tidak bisa maksimal lantaran harus mempertimbangkan beban
yang dapat ditanggung pemilik inti jaringan itu. Apalagi, sang empunya listrik
tak pernah meminta bayaran kepada pihak sekolah atas pemakaikan itu sejak
ditetapkan memulai PBM di tahun ajaran baru (9/8) 2013.
Kepala SDN
Gunung Elai, Nurdin menyatakan, sampai saat ini warga SDN Gunung Elai masih
dalam keterbatasan. Khususnya keberadaan
air bersih yang menjadi bagian terpenting dalam PBM. Oleh sebab itu, dia
bersama para guru merinisiatif membawa air untuk kepentingan MCK. Bukan hanya
untuk diri sendiri, tapi demi anak didiknya di bangku Sekolah Dasar (SD).
“Kebijakan ini hasil kesepakatan internal
kami (sekolah). Memang
benar, awalnya ada bantuan air per tangki dari warga sekitar. Tapi kini sudah
tidak lagi. Makanya, kami inisiatif bawa dari rumah. Biasanya per orang satu
jeriken 5 liter,” ujarnya saat dihubungi, Rabu (1/1) kemarin.
Dia
menjelaskan, dari tiga butir infrastruktur pokok yang belum dimiliki sekolah
itu, 2 di antaranya tengah dalam proses pengerjaan. Yakni pemasangan pipa air
PDAM dan pembangunan infrastrukutur jalan. Khusus pemasangan air, jaringan pipa
telah masuk siap. Meski begitu entah entah kenapa air bersih belum disalurkan.
Sementara,
pengerjaan akses jalan belum sempurna hingga ke halaman gedung sekolah. Pengerjaan
yang rampung baru sekitar 50 meter dan lebar sekira 4 meter. Sementara yang
belum masih sekira belasan meter hingga tiba ke halaman sekolah.
“Tapi dari
dua kebutuhan itu, yang paling mendesak pemenuhan air bersih. Karena yang
namanya anak SD, kurang lebih seperti anak TK (Taman Kanak-Kanak). Kalau sudah
begitu, gurunya yang direpotkan,” ungkapnya.
Dia
menegaskan, Tugas Pokok dan Fungsi (Tupoksi) antara Disdik dan pendidik adalah
jelas. Di mana, Disdik bertanggungjawab terhadap pemenuhan kebutuhan
infrastruktur bagi sekolah negeri. Sementara, pengajar brekewajiban melahirkan
Sumber Daya Manusia (SDM) berkualitas sebagai kader pemimpin masa depan. Oleh
sebab itu, dia berharap agar pihak terkait segera memenuhi apa yang telah
disepakati dan dijanjikan.
DINILAI
BELUM URGENT, LISTRIK MENYUSUL
Terpisah, Kabid
Dikdas Disdik Bontang, Anwar Sanusi membenarkan jika pemenuhan infrastruktur di
sekolah ‘pelat merah’ itu akhir Desember lalu. Bahkan, anggaran yang disiapkan
atas ketiganya sekira Rp 180 juta. Namun, lantaran beberapa sebab, ketika poin
itu belum dapat terpenuhi. Salah satunya kebutuhan listrik dari PLN. Sementara,
mengenai pemasangan air PDAM, kata dia telah rampung sesuai target yang
dijanjikan.
“Airnya sudah ada. Selesainya akhir Desember kemarin. Jadi,
kalau ada yang bilang belum selesai, berarti belum lihat kondisi di lapangan,”
tegasnya.
Begitupula
dengan pembangunan infrastruktur jalan. Dia mengklaim tengah dalam
proses dan ditargetkan rampung April nanti.
Namun, khusus pengadaan jaringan listrik, dia memperkirakan
belum bisa diterapkan tahun ini. Pasalnya, dia menilai belum urgent laiknya dua
kebutuhan lain. Pasalnya, kata dia, saat ini siswa di sekolah itu baru tingkat
SD. Di mana, diketahui belum banyak menggunakan listrik dalam mengoperasikan
computer seperti tingkat SMP atau SMA.
Selain itu, lanjut dia, menurut pengakuan PLN, selama
pembangunan infrastruktur jalan belum rampung,maka pembangunan jaringan listrik
belum bisa dilakukan. Khususnya mengenai pemasangan tiang listrik. Di mana,
harus menggunakan alat berat dalam proses penanaman tiang.
Sementara, jalan yang ada saat ini, dinilai belum mampu
menopang berat kendaraan itu. Sehingga, jika dipaksakan, akan merusak
infrastruktur yang sudah ada.
“Jadi,
besar kemungkinan belum bisa dibangun tahun ini. Karena dinilai belum urgent.
Yang pasti, sekolah itu tetap menjadi prioritas kami ke depan,” tutupnya.
Sebelumnya,
Waka SDN Gunung Elai, Henriani mengeluhkan kondisi sekolah itu lantaran
infrasturktur pokok meliputi air, listrik hingga infrastruktur jalan belum
terpenuhi. Di sisi lain, Disdik Bontang telah menginstruksikan agar PBM
dilaksakanan pada tahun ajaran baru (9/8) 2013. Sehingga,
bisa dipastikan dapat menjadi kendala serius. Khususnya air dan listrik sebagai
kebutuhan pokok manusia. (*/in)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar