foto: Ambo Sakka (atas)
Amir Tosina (bawah)
DPRD Minta Evaluasi Pengawasan,
Dinas Janji Selidiki ==SUB
BONTANG - Penggunaan dana sebesar Rp 6,8 miliar
bersumber dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Bontang dan APBD
Provinsi untuk membina sekira 300 nelayan Bontang diduga tak hanya dinikmati
warga Bontang saja. Melainkan oleh warga Kutai Kartanegara (Kukar). Informasi
tersebut diungkapkan Amir Tosina, Anggota Komisi I DPRD Bontang.
Dalam rapat Laporan Keterangan Pertanggungjawaban
(LKPj) dengan Dinas, Perikanan, Kelautan, dan Peternakan (DPKP) Bontang
kemarin, dia membeberkan adanya dugaan salah sasaran pemberian bantuan ke
nelayan. Kata dia, informasi tersebut
disampaikan kepadanya belum lama ini oleh beberapa warga berprofesi nelayan.
Warga tersebut mengadukan bahwa alokasi anggaran berbentuk pembinaan terhadap
nelayan tersebut berjalan di luar ketentuan. Hal ini karena dinikmati oleh
warga di luar Bontang.
Meski tidak menunjukan bukti kuat,
Amir Tosina mengaku bahwa ketika ada laporan berbentuk keluhan atas kinerja Satuan
Kerja Perangkat Daerah (SKPD), tetap patut mendapat perhatian khusus. Caranya
dengan evaluasi atas fungsi pengawasan di lapangan oleh instansi teknis
terkait.
“Ada beberapa teman nelayan
datang ke rumah beberapa waktu lalu. Mereka membeber, kalau penerima bantuan
pembinaan bagi nelayan Bontang juga dinikmati nelayan luar daerah. Makanya mereka bertanya, apakah itu
dibenarkan? Toh masing-masing daerah
sudah punya anggaran. Sementara masih banyak nelayan lain belum terakomodir.
Makanya kami pertanyakan ini,” ungkapnya.
“Benar atau tidaknya laporan itu,
setidaknya bisa menjadi masukan bagi dinas teknis. Apakah realisasi bantuan
sudah tepat. Lalu, seberapa ketat bentuk pengawasan atas jalannya kebijakan itu?,” tambahnya.
Menanggapi informasi tersebut,
Kepala Bidang (Kabid) Perikanan Tangkap dan Budidaya DPKP Bontang, Ambo Saka
mengaku belum bisa membantah atau membenarkan kabar itu. Karena sampai saat ini
belum menerima laporan apapun terkait dugaan anggaran salah sasaran. Namun dia
menegaskan, kebijakan sudah diterapkan DPKP Bontang, telah sesuai prosedur agar
tak salah sasaran.
“Jumlah nelayan di Bontang ada
sekira 300. Yang jadi binaan kami sekira 24 nelayan. Nah merekalah yang menerima bantuan kami. Bersumber dari dana
sekira Rp 6,8 miliar yang sumbernya dari
APBD Bontang dan Kaltim. Dan kami jamin, sudah tepat sasaran. Karena
penentunnya juga sudah melalui riset dan seleksi ketat berdasarkan ketentuan,”
ujarnya.
Diungkapnya, bentuk bantuan bagi
para kelompok nelayan binaan DPKP Bontang beragam. Mulai dari bantuan berupa
tali, kapal, alat tangkap hingga bentuk lain. Sasarannya sejumlah wilayah
pesisir dengan penduduk terbesar berprofesi nelayan. Seperti Pulau Gusung,
Melahing, Tihi-tihi dan lainnya.
Terkait pengawasan teknis, katanya
sudah diterapkan. Biasanya melibatkan tim teknis di bawah bidang yang
dipimpinnya. Tugasnya mengawal progress penyaluran bantuan ke nelayan binaan.
“Kami ada tim teknis mengawal setiap kegiatan atau bantuan disalurkan ke binaan
kami. Jadi kami kira semua sudah dalam kontrol kami. Tapi kalau memang ada isu
seperti ini, artinya ada yang perlu dievaluasi lagi. Kami janji turun ke
lapangan mengecek kebenaran isu itu. Paling lambat, Senin nanti,” ungkapnya. (*/in)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar