Kamis, 27 Maret 2014

Pasang Atap Rumah, Tersengat Listrik


Diduga Akibat Kabel Sobek, Korban Sempat Keluarkan Busa Merah Darah--sub

BONTANG – Instalasi listrik milik PLN Area Bontang Kota membawa petaka. Irwan, warga Kelurahan Api-Api, Kecamatan Bontang Utara, nyaris meregang nyawa akibat tersengat setrum, Kamis (6/3).
Informasi yang dihimpun Bontang Post, korban yang diketahui bekerja sebagai kuli bangunan itu sedang memperbaiki kediaman milik Budi Santoso. Saat itu, korban berniat memasang atap rumah.
Entah bagaimana caranya, korban yang hendak memasang atap rumah tersebut dengan bor listrik, tiba-tiba terkena setrum tegangan tinggi. Korban bahkan sempat tak sadarkan diri beberapa menit. Tubuhnya tergeletak di atas atap rumah tersebut sebelum akhirnya dievakuasi.
Dari sejumlah saksi mata di lokasi kejadian, kuat dugaan listrik yang mengenai tubuh korban bersumber dari kabel yang melintang di atap rumah. Kabel tersebut mengalami sobek di bagian luarnya akibat tergesek atap rumah yang ingin digunakan. Makanya saat kabel tersebut menyentuh salah satu bagian atap rumah dan bor digunakan, aliran listrik tanpa ampun langsung mengenai tubuh Irwan.
Rizal, salah seorang saksi mata menuturkan, kejadian itu diketahuinya saat mendengar suara gaduh. Kebetulan, tempatnya bekerja di bengkel hanya selemparan batu dari kediaman Budi Santoso. Penasaran, Rizal kemudian memutuskan untuk mendatangi lokasi kejadian.
Saat tiba, Rizal sontak terkejut. Ia melihat sesosok tubuh tergeletak di atas atap. Belakangan dia ketahui, korban telah tersengat aliran listrik.
Saat itu ia melihat salah seorang rekan korban berusaha menurunkan tubuh Irwan dari atap rumah. Namun ketika tubuh korban disentuh, ternyata masih menyisakan aliran listrik. Kuatnya setrum yang mengaliri tubuh korban cukup terasa di kulit.
Itu sebabnya, evakuasi tubuh korban dari atas atap itu sempat mengalami kesulitan. Namun akhirnya, tubuh korban berhasil dievakuasi setelah beberapa rekan kerja korban menggunakan sarung tangan plastik dan sepatu karet untuk menghindari tegangan listrik yang masih mengalir di lokasi kejadian dan tubuh korban.
“Teman kerja Pak Irwan yang turunkan dan saya salah satu yang menyambut di bawah. Tapi meskipun kami pakai pakai pelindung listriknya masih sangat terasa. Tapi kami tahan karena kalau dibiarkan bisa saja kondisinya lebih parah,” ujarnya Kamis (6/3) kemarin.
Rizal menjelaskan, kondisi korban saat dievakuasi cukup mengenaskan. Dari mulut korban tampak keluar busa berwarna merah darah. Tubuh korban juga beberapa kali menggeliat lantaran tak kuat menahan sakit tersengat listrik.
Saat dievakuasi Pak Irwan itu minta tolong. Tapi suaranya kayak lolongan saja. Enggak begitu jelas. Tapi kami bisa paham yang dia bilang,” ujarnya.
Kegaduhan tersebut lantas mengundang perhatian warga setempat. Beberapa saat kemudian, ambulance dari Dinas Kesehatan (Diskes) Bontang tiba di lokasiuntuk membawa korban ke RS Amalia Bontang.
Sementara itu, rekan Irwan lainnya, Rudi Budiman, mengaku terkejut dengan insiden ini. Dia menyatakan, rumah yang dikerjakan korban adalah bagian dari proyek yang ia tangani. Menurutnya, pemasangan atap pada rumah milik Budi Santoso itu memang menjadi tanggungjawab korban.
Namun begitu, Rudi menyayangkan sikap petugas PLN yang tidak profesional dalam bekerja.
“Kalau umumnya kan, kabel harus dibungkus pipa paralon, baru ditanam ke dinding supaya tidak bisa terkena benda tajam. Tapi ini tidak. Makanya kulit kabel itu tergesek atap,” terangnya. 
Karena gesekan itu, kuat dugaan kabel listrik di atap tersebut sobek dan menyebabkannya tidak aman. Makanya ketika korban memasang baut dengan bor, listrik dari kabel tersebut langsung menyebar ke benda apapun di sekitarnya yang mampu menghantar listrik. Hal ini akhirnya yang langsung membuat tubuh korban tersengat aliran listrik.
“Saya tahu pasti soal kabel itu. Karena yang bangun gedungnya saya. Kalau Irwan ini, dia tangani bikin atap sisi luar itu, dan kabel itu belum ada sebulan dipasangnya.  Sebelumnya tidak pernah ada kasus seperti ini. Artinya yang jadi pemicunya kemungkinan dari instalasi itu,” ujarnya.

TAMPIK TUDINGAN

Tudingan terhadap petugas PLN yang dianggap tidak profesional dalam memasang instalasi listrik ke pelanggan, langsung ditampik Manager PLN Area Bontang Kota, Mujiono, Kamis (6/3) kemarin. Dia bahkan memberi jaminan, semua pengerjaannya sudah sesuai dengan prosedur.
Kata Mujiono, tugas PLN dalam pemasangan instalasi listrik ke pelanggan baru hanya sebatas dari tiang listrik ke meteran. Namun, untuk kabel dari meteran ke dalam rumah, itu tanggungjawab pemilik rumah.
Lantaran bukan tanggung jawab PLN, Mujiono menyatakan, pemilik rumah dapat menggunakan jasa pihak manapun untuk melakukan pemasangan kabel dari meteran ke rumah.
“Siapa saja boleh memasang. Selama mereka punya kompeten dalam hal itu dan harus bersertifikasi SLO (Standar Layak Operasi, Red.). Kalau belum, tapi sudah digunakan, bisa dikenai sanksi pidana. Itu ada aturannya,” tegasnya.
Mujiono malah menyayangkan sikap pemilik rumah yang tidak melakukan koordinasi dengan PLN saat akan melakukan pemasangan atap.
“Harusnya kalau ada pemasangan atap seperti di rumah korban ini, pemilik rumah melapor ke PLN. Karena dalam kondisi seperti itu rentan terjadi kerusakan pada kabel kami. Salah satunya karena tergesek benda tajam atau benda keras lain,” ujarnya. “Tapi kalau di luar kasus itu, kami jamin kualitas kabel kami tidak perlu diragukan. Bahkan standarnya tahan selama 15 hingga tahun,” tambahnya. 
(*/in*/rw)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar