BONTANG – Instalasi
listrik milik PLN Area Bontang Kota membawa petaka. Irwan, warga Kelurahan
Api-Api, Kecamatan Bontang Utara, nyaris meregang nyawa akibat tersengat
setrum, Kamis (6/3).
Informasi yang dihimpun Bontang Post, korban yang diketahui
bekerja sebagai kuli bangunan itu sedang memperbaiki kediaman milik Budi
Santoso. Saat itu, korban berniat memasang atap rumah.
Entah bagaimana caranya, korban yang
hendak memasang atap rumah tersebut dengan bor listrik, tiba-tiba terkena setrum
tegangan tinggi. Korban bahkan sempat tak sadarkan diri beberapa menit.
Tubuhnya tergeletak di atas atap rumah tersebut sebelum akhirnya dievakuasi.
Dari sejumlah saksi mata di
lokasi kejadian, kuat dugaan listrik yang mengenai tubuh korban bersumber dari
kabel yang melintang di atap rumah. Kabel tersebut mengalami sobek di bagian
luarnya akibat tergesek atap rumah yang ingin digunakan. Makanya saat kabel
tersebut menyentuh salah satu bagian atap rumah dan bor digunakan, aliran
listrik tanpa ampun langsung mengenai tubuh Irwan.
Rizal, salah
seorang saksi mata menuturkan, kejadian itu diketahuinya saat mendengar suara
gaduh. Kebetulan, tempatnya bekerja di bengkel hanya selemparan batu dari
kediaman Budi Santoso. Penasaran, Rizal kemudian memutuskan untuk mendatangi
lokasi kejadian.
Saat tiba, Rizal
sontak terkejut.
Ia melihat sesosok tubuh tergeletak di atas atap. Belakangan dia ketahui,
korban telah tersengat aliran listrik.
Saat itu ia melihat salah seorang
rekan korban berusaha menurunkan tubuh Irwan dari atap rumah. Namun ketika
tubuh korban disentuh, ternyata masih menyisakan aliran listrik. Kuatnya setrum
yang mengaliri tubuh korban cukup terasa di kulit.
Itu sebabnya, evakuasi tubuh
korban dari atas atap itu sempat mengalami kesulitan. Namun akhirnya, tubuh
korban berhasil dievakuasi setelah beberapa rekan kerja korban menggunakan
sarung tangan plastik dan sepatu karet untuk menghindari tegangan listrik yang
masih mengalir di lokasi kejadian dan tubuh korban.
“Teman kerja
Pak Irwan yang turunkan dan saya salah satu yang menyambut di bawah. Tapi meskipun
kami pakai pakai pelindung listriknya masih sangat terasa. Tapi kami tahan
karena kalau dibiarkan bisa saja kondisinya lebih parah,” ujarnya Kamis (6/3) kemarin.
Rizal menjelaskan, kondisi korban saat dievakuasi
cukup mengenaskan. Dari mulut korban tampak keluar busa berwarna merah darah.
Tubuh korban juga beberapa kali menggeliat lantaran
tak kuat menahan sakit tersengat listrik.
“Saat
dievakuasi Pak Irwan itu
minta tolong. Tapi suaranya kayak lolongan saja. Enggak begitu jelas. Tapi kami
bisa paham yang dia bilang,” ujarnya.
Kegaduhan
tersebut lantas mengundang perhatian warga setempat. Beberapa saat kemudian, ambulance dari Dinas Kesehatan (Diskes) Bontang tiba di lokasiuntuk
membawa korban ke RS
Amalia Bontang.
Sementara itu, rekan Irwan
lainnya, Rudi Budiman, mengaku terkejut dengan insiden ini. Dia menyatakan,
rumah yang dikerjakan korban adalah bagian dari proyek yang ia tangani.
Menurutnya, pemasangan atap pada rumah milik Budi Santoso itu memang menjadi
tanggungjawab korban.
Namun begitu, Rudi menyayangkan
sikap petugas PLN yang tidak profesional dalam bekerja.
“Kalau
umumnya kan, kabel harus dibungkus
pipa paralon, baru ditanam ke dinding supaya tidak bisa terkena benda tajam. Tapi ini tidak. Makanya kulit kabel itu tergesek atap,” terangnya.
Karena gesekan
itu, kuat dugaan kabel listrik di atap tersebut sobek dan menyebabkannya tidak
aman. Makanya ketika
korban memasang baut dengan bor, listrik dari kabel
tersebut langsung menyebar ke benda apapun di
sekitarnya yang mampu menghantar listrik. Hal ini
akhirnya yang langsung membuat tubuh korban tersengat aliran listrik.
“Saya tahu
pasti soal kabel itu. Karena yang bangun gedungnya saya. Kalau Irwan ini, dia
tangani bikin atap sisi luar itu, dan kabel itu belum ada sebulan dipasangnya. Sebelumnya tidak pernah ada kasus seperti ini. Artinya
yang jadi pemicunya kemungkinan dari instalasi itu,” ujarnya.
TAMPIK TUDINGAN
Tudingan terhadap petugas PLN
yang dianggap tidak profesional dalam memasang instalasi listrik ke pelanggan,
langsung ditampik Manager PLN Area Bontang Kota, Mujiono, Kamis (6/3) kemarin. Dia bahkan
memberi jaminan, semua pengerjaannya sudah sesuai dengan prosedur.
Kata Mujiono, tugas PLN dalam pemasangan instalasi listrik ke
pelanggan baru hanya sebatas dari tiang listrik ke meteran. Namun, untuk kabel dari meteran ke dalam rumah,
itu tanggungjawab
pemilik rumah.
Lantaran bukan tanggung jawab
PLN, Mujiono menyatakan, pemilik rumah dapat menggunakan jasa pihak manapun
untuk melakukan pemasangan kabel dari meteran ke rumah.
“Siapa saja
boleh memasang. Selama mereka punya kompeten dalam hal itu
dan harus bersertifikasi
SLO (Standar Layak Operasi, Red.).
Kalau belum, tapi sudah digunakan, bisa dikenai sanksi pidana.
Itu ada aturannya,” tegasnya.
Mujiono
malah menyayangkan sikap pemilik rumah yang tidak melakukan
koordinasi dengan
PLN saat akan melakukan pemasangan atap.
“Harusnya
kalau ada pemasangan atap seperti di rumah korban ini, pemilik rumah melapor ke
PLN. Karena dalam kondisi seperti itu rentan terjadi kerusakan pada kabel kami.
Salah satunya karena tergesek benda tajam atau benda keras lain,” ujarnya.
“Tapi kalau di luar
kasus itu, kami jamin kualitas kabel kami tidak perlu diragukan. Bahkan
standarnya tahan selama 15 hingga tahun,” tambahnya.
(*/in*/rw)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar