Sabtu, 15 Maret 2014

Jalan Berduri Menuju Kebaikan


 Hidup itu untuk mati. Ketika telah mati, pasti akan berhadapan dengan hisab atau haru akhir. Lalu apakah saya siap menghadapi saat-saat itu ? untuk saat ini jelas sekali, tidak siap. Karena gelimangan dosa masih terus membayangi. Salah satu jalannya, yah, pacaran.  Saya sebenarnya sangat sadar, hubungan berpacaran artinya membuka pintu zina. Tapi dengan sedikit polesan kata cinta, dia akan tampak indah. Bahkan bisa membutakan mereka yang telah jatuh di dalamnya.
Godaan itu begitu kuat terhadap manusia. Lalu bagaimana menghindarinya ? jelas, janganb berpacaran !
Nasehat seperti itu sebenarnya sangat saya pahami. Tapi dalam realisasinya terasa begitu berat dijalankan. Karena yang namanya manusia, ketika iman tengah goyah maka hal apapun yang sifatnya nikmat, maka itulah yang halal.  Sekalipun jelas dalam kitab al quran adalah dilarang.
Hal ini pula yang menjadi alasan saya harus iklas berpisah dengan pacar saya. Karena saya percaya, kalau memang jodoh pasti ketemu begitu pula sebaliknya. ketika tidak jodoh, maka selama apapun berpacaran tidak akan ketemu.
Di lain pihak, saya juga sadar, dengan perbedaan karakter dan gaya hidup yang begitu kental, saya kira sekeras apapun berusaha, akan tetap berujung buntu. Satu hal yang pasti, apapun yang akan terjadi ke depan, doa terbaik akan terus mengiringi sang mantan. Karena walau apapun itu, dia adalah sosok yang berkesan, dan banyak memberi warna dalam hidup saya. Karena kembali lagi, saya harus mencoba menjadi manusia beragama. Sebab saya yakin, itu tidak akan terwujud saat saya punya pacar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar