Rabu, 19 Maret 2014

Lagi, Dihasut Setan Agar Resign


SELAMA setahun lebih, rasa jenuh kembali menghampiri kehidupan saya sebagai seorang kuli tinta. Bukan main, rasanya tidak ada semangat sekali untuk mencari berita. Tidak ada lagi ambisi mencari berita menjual berisi kasus 'panas' di masyarakat. Saya juga heran, apa yang membuat kondisi itu kembali menyerang kehidupan saya. Bahkan hari ini, kata resign kembali terucap oleh saya. Padahal saya kira, kalimat itu tidak akan muncul lagi ketika saya mengabdi lebih dari setahun. Mengingat saya sudah mengerti alur dan cara kerja media. Tapi itu salah. Hari ini, saya kembali curhat ke kakak saya. Kalau mau berhenti dari kerjaan saya.
Tapi sykurnya, saya masih punya utang menumpuk di kantor. Salah satunya soal kamera yang masih nunggak 5 bulan. Artinya saya tidak akan ambil resiko berhenti tanpa melunasi utang.
Hehe, jujur, kakak dan saudara-saudara saya di rumah begitu bersykur atas keputusan saya mengambil pinjaman di kantor. Karena dengan itu, saya tidak lagi berpikir pendek untuk bertindak seenaknya berhenti bekerja. seperti yang hampir selalu saya lakukan selama ini. Bahkan saya merupakan pria tanpa pikir panjang dan tergolong 'tak tahu diri'. Karena beberapa tempat kerja saya sebelumnya, begitu saya tidak betah, maka saya langsung pergi tanpa pamit. Padahal, kalau mau dipikir secara matang, itu tidak akan terjadi. jika ada rasa tanggung jawab di benak saya.
Tapi itulah saya, dan saya bersyukur karena sifat buruk itu sukses hilang. Pemicunya, pertama karena saya bekerja satu atap dengan kakak ipar saya. Sehingga ketika saya memutuskan melakukan satu hal tidak wajar seperti itu, maka otomatis dia akan kena imbasnya.
Dan kedua, jujur, bekerja di media, memang memiliki daya tarik tersendiri bagi saya. Karena saya bisa bekerja tanpa 'menjilat' atasan saya. Tidak perlu pandai memuja-muja sang bos agar bisa bertahan lama. Tapi kinerjalah yang paling utama.
Tapi bicara soal kinerja, saya jujur saja, beberapa minggu terakhir kinerja saya adalah yang terburuk. Karena saya sikap egoisme yang ternya telah mendarah daging di tubuh saya, kembali tumbuh.
 Tapi saya yakin, seiring berjalannya waktu, masalah itu akan berlalu. Dan saya tetap akan berusaha move on. Tapi perlu dicatet, bukan karena omelan, caci dan maki orang lain.  Karena bagi saya hal-hal yang sifatnya menggurui, tidak pernah memiliki dampak positif terhadap mental seseoarang yang lagi drop.  Karena masa itu pasti akan berlalu. Karena untuk move on, saya hanya butuh waktu berpikir dan merenung. Karena perubahan seseorang hanya bisa timbul dari diri sendiri. orang lain, sifatnya memotivasi. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar