Minggu, 01 Desember 2013

Si Anak Hilang Pulang !




Nginap Di Halte, ‘Puasa’ 3 Hari

SETELAH 8 hari hilang, Rajes Octavian putra pasangan Heri Sutrisno dan Heny Sunarti akhirnya ditemukan. Suasana haru biru pun menyelimuti kediaman warga RT 13 Kelurahan Lhotkuan ini. Rajes yang sebelumnya hilang, kini pulang dengan selamat meskipun dengan kondisi fisik yang memprihantinkan yang diperolehnya saat melalui petualangan itu.
Informasi yang dihimpun Bontang Post, Rajes tiba di tengah-tengah keluarga pukul 13.00 Wita, Minggu (19/5) kemarin dengan selamat. Meski begitu, buah dari petualangan itu, Rajes ditemukan dengan aroma tubuh yang menyengat serta luka lebam menghiasi bibir pelajar SD Nurul Imam Lhoktuan itu. Yang diperoleh saat menjalani petualangan yang sempat mengegerkan warga Bontang itu.
Rajes yang kini telah bisa bicara, mengisahkan krologis petualangannya selama 8 hari itu kepada media ini. Awal perjalannya, kata Rajes bermula ketika dia tengah bermain di rumah seorang kawan di Simpang Sangatta. Lalu, saat hujan, dia berteduh di pos ojek yang ada di tepi jalan raya tak jauh dari rumah kawan tempat dia bermain. Lalu tiba-tiba ada 2 orang pria tak dikenal datang menjemput menggunakan mobil merek kijang Inova.
Lalu, mereka menuju ke sebuah rumah adat etnis Dayak tanpa diberikan penjelasan. Oleh sebab itu, dia lantas memutuskan kabur dari kedua orang asing itu. Lalu dia menyusuri sepanjang Jalan Simpang sangatta. Namun, tiba-tiba sebuah mobil truk singgah dan memberikan tumpangan kepadanya. Lantas menuju ke Pos Polisi (Pospol) Teluk Pandan.
“Di Pos polisi, saya ditanyain kenapa bisa sampai nyasar di tempat itu (Simpang Sangatta, Red,) dan alamat rumah saya,” kenangnya.
Setelah itu, dia diizinkan kembali meneruskan perjalanan. Lalu dia menyusuri jalan di bawah jembatan Indominco. Nah, dari situ, ia menghentikan Bus Samarinda Lestari hingga diturunkan ke Terminal Lempake Samarinda. Selanjutnya ia naik angkutan kota (angkot) ke terminal Beringin Jaya Samarinda Seberang. Perjalanan itu dilakukan tanpa bekal uang sepeser pun.
Begitupula saat di Samarinda. Segala bentuk aktivitas berlangsung di Terminal itu. Bahkan, lantaran tidak punya uang, Rajes mengaku tidak makan selama 3 hari. Di sisi lain. dia juga tidak meminta belas kasih dari orang lain untuk memberi makan atau uang. Meski begitu, tanpa meminta, ada saja penumpang yang memberi uang padanya. Paling banyak Rp 20 ribu dan paling sedikit Rp 5 ribu.
“Dari pemberian itu, saya bisa bertahan hidup. Sampai ditemukan sama temannya bapak,” terangnya.
Heri Sutrisno sang ayah membenarkan pengakuan Rajes. Kata dia, Rajes ditemukan berkat bantuan kawannya yang juga warga Kelurahan Lhoktuan. Saat itu, kawannya tengah melakukan perjalanan ke Samarinda Seberang. Namun, di tengah perjalanan, tanpa sengaja sang kawan melihat Rajes tengah duduk mematung di Terminal Beringin Jaya kota itu. Sementara sang kawan mengetahui kabar kepergian Rajes dari rumah, setelah membaca koran Bontang Post sebelum melakukan perjalanan itu.
“Teman saya mau ikut lomba burung di Samarinda. Di jalan dia lihat anak saya duduk di halte, makanya, langsung mampir, dan dibelikan tiket. Lalu dititipkan di Bus Bone Indah Jaya jalur Samarinda-Bontang,” jelasnya pada Bontang Post, Senin (20/5) kemarin.
Setelah mengurus keberangkatan Rajes, kawannya lantas menghubungi dia Heri. Lalu mengabarkan kondisi Rajes serta meminta Heri menunggu kedatangan Rajes di Terminal Bontang.
Saat Rajes tiba, Heri dan istrinya mengaku terkejut sekaligus merasa sedih atas kondisi fisik Rajes yang amat memperihatinkan. Pasalnya, meskipun disambut dengan haru oleh keduanya, namun Rajes tetap dengan tatapan kosong seolah tak mengenal kedua orangtuanya.
Meski begitu, keduanya lantas tersadar akan apa yang telah menimpa sang anak. Bahwa, perjalanan yang dilalui Rajes selama ini, bukan hal biasa yang dilakukan manusia pada umumnya. Oleh sebab itu, dia lalu teringat akan pesan seorang kawan yang mengerti tentang hal-hal ghoib. Menyarankan, agar sebelum memanggil Rajes, terlebih dahulu menepuk bahu anaknya. Lalu meniup kedua kuping serta mulut anaknya. Tujuannya, agar makhluk halus yang mungkin berada dalam tubuh anak itu segera hilang.
“Saran itu dari teman saya. Meskipun tidak logis, tapi apapun akan saya lakukan supaya anak saya kembali seperti sediakala,” tukasnya.
Heny Sunarty (ibu Rajes) menambahkan. Saat ditemukan, aroma tubuh Rajes laksana aroma hewan. Maklum, menurut pengakuan anaknya, selama ‘bertualang’ Rajes tak pernah mandi menggunakan Sabun Mandi, serta perlengkapan mandi yang laik.
“Bibir anak saya juga bengkak. Katanya, dia jatuh dari Halte Terminal Beringin Jaya Samarinda,” kisahnya.
Meski begitu, saat ditemukan, Rajes tak lantas dibawa pulang kerumah mereka di Lhoktuan. Melainkan  dimandikan terlebih dahulu di Masjid Baiturrahman Pupuk Kaltim, Bontang. Tujuannya, selain membersihkan tubuh Rajes, juga menghilangkan pengaruh jahat yang telah menyesatkan anaknya selama 8 hari lamananya.
 “Setelah dimandikan, memang ada perubahan. Kini lebih segar dan mulai mengenali orang-orang di sekitarnya. Tidak seperti sebelumnya. Baru kami bawa pulang ke rumah,” katanya.
Usut punya usut, ternyata kepergian Rajes dari rumah hari itu, lantaran merasa kesal dengan sang kakak yang memarahinya ketika menutup pintu rumah dengan keras. Meski begitu, atas kejadian itu, baik dari Rajes, sang kakak, serta kedua orangtuanya mengaku bersyukur  telah dipertemukan kembali. Kejadian itu pun dianggap sebagai pelajaran sehingga tidak terulang kembali. (Imran/ Bontang Post)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar