Nginap
Di Halte, ‘Puasa’ 3 Hari
SETELAH
8 hari hilang, Rajes Octavian putra pasangan Heri Sutrisno dan Heny Sunarti
akhirnya ditemukan. Suasana haru biru pun menyelimuti kediaman warga RT 13
Kelurahan Lhotkuan ini. Rajes yang sebelumnya hilang, kini pulang dengan
selamat meskipun dengan kondisi fisik yang memprihantinkan yang diperolehnya
saat melalui petualangan itu.
Informasi
yang dihimpun Bontang Post, Rajes tiba di tengah-tengah keluarga pukul 13.00
Wita, Minggu (19/5) kemarin dengan selamat. Meski begitu, buah dari petualangan
itu, Rajes ditemukan dengan aroma tubuh yang menyengat serta luka lebam
menghiasi bibir pelajar SD Nurul Imam Lhoktuan itu. Yang diperoleh saat
menjalani petualangan yang sempat mengegerkan warga Bontang itu.
Rajes
yang kini telah bisa bicara, mengisahkan krologis petualangannya selama 8 hari
itu kepada media ini. Awal perjalannya, kata Rajes bermula ketika dia tengah
bermain di rumah seorang kawan di Simpang Sangatta. Lalu, saat hujan, dia
berteduh di pos ojek yang ada di tepi jalan raya tak jauh dari rumah kawan
tempat dia bermain. Lalu tiba-tiba ada 2 orang pria tak dikenal datang
menjemput menggunakan mobil merek kijang Inova.
Lalu,
mereka menuju ke sebuah rumah adat etnis Dayak tanpa diberikan penjelasan. Oleh
sebab itu, dia lantas memutuskan kabur dari kedua orang asing itu. Lalu dia
menyusuri sepanjang Jalan Simpang sangatta. Namun, tiba-tiba sebuah mobil truk
singgah dan memberikan tumpangan kepadanya. Lantas menuju ke Pos Polisi
(Pospol) Teluk Pandan.
“Di
Pos polisi, saya ditanyain kenapa bisa sampai nyasar di tempat itu (Simpang
Sangatta, Red,) dan alamat rumah
saya,” kenangnya.
Setelah
itu, dia diizinkan kembali meneruskan perjalanan. Lalu dia menyusuri jalan di
bawah jembatan Indominco. Nah, dari situ, ia menghentikan Bus Samarinda Lestari
hingga diturunkan ke Terminal Lempake Samarinda. Selanjutnya ia naik angkutan
kota (angkot) ke terminal Beringin Jaya Samarinda Seberang. Perjalanan itu
dilakukan tanpa bekal uang sepeser pun.
Begitupula
saat di Samarinda. Segala bentuk aktivitas berlangsung di Terminal itu. Bahkan,
lantaran tidak punya uang, Rajes mengaku tidak makan selama 3 hari. Di sisi
lain. dia juga tidak meminta belas kasih dari orang lain untuk memberi makan
atau uang. Meski begitu, tanpa meminta, ada saja penumpang yang memberi uang
padanya. Paling banyak Rp 20 ribu dan paling sedikit Rp 5 ribu.
“Dari
pemberian itu, saya bisa bertahan hidup. Sampai ditemukan sama temannya bapak,”
terangnya.
Heri
Sutrisno sang ayah membenarkan pengakuan Rajes. Kata dia, Rajes ditemukan
berkat bantuan kawannya yang juga warga Kelurahan Lhoktuan. Saat itu, kawannya
tengah melakukan perjalanan ke Samarinda Seberang. Namun, di tengah perjalanan,
tanpa sengaja sang kawan melihat Rajes tengah duduk mematung di Terminal
Beringin Jaya kota itu. Sementara sang kawan mengetahui kabar kepergian Rajes
dari rumah, setelah membaca koran Bontang
Post sebelum melakukan perjalanan itu.
“Teman
saya mau ikut lomba burung di Samarinda. Di jalan dia lihat anak saya duduk di
halte, makanya, langsung mampir, dan dibelikan tiket. Lalu dititipkan di Bus
Bone Indah Jaya jalur Samarinda-Bontang,” jelasnya pada Bontang Post, Senin (20/5) kemarin.
Setelah
mengurus keberangkatan Rajes, kawannya lantas menghubungi dia Heri. Lalu
mengabarkan kondisi Rajes serta meminta Heri menunggu kedatangan Rajes di
Terminal Bontang.
Saat
Rajes tiba, Heri dan istrinya mengaku terkejut sekaligus merasa sedih atas
kondisi fisik Rajes yang amat memperihatinkan. Pasalnya, meskipun disambut
dengan haru oleh keduanya, namun Rajes tetap dengan tatapan kosong seolah tak
mengenal kedua orangtuanya.
Meski
begitu, keduanya lantas tersadar akan apa yang telah menimpa sang anak. Bahwa,
perjalanan yang dilalui Rajes selama ini, bukan hal biasa yang dilakukan
manusia pada umumnya. Oleh sebab itu, dia lalu teringat akan pesan seorang
kawan yang mengerti tentang hal-hal ghoib. Menyarankan, agar sebelum memanggil
Rajes, terlebih dahulu menepuk bahu anaknya. Lalu meniup kedua kuping serta
mulut anaknya. Tujuannya, agar makhluk halus yang mungkin berada dalam tubuh
anak itu segera hilang.
“Saran
itu dari teman saya. Meskipun tidak logis, tapi apapun akan saya lakukan supaya
anak saya kembali seperti sediakala,” tukasnya.
Heny
Sunarty (ibu Rajes) menambahkan. Saat ditemukan, aroma tubuh Rajes laksana
aroma hewan. Maklum, menurut pengakuan anaknya, selama ‘bertualang’ Rajes tak
pernah mandi menggunakan Sabun Mandi, serta perlengkapan mandi yang laik.
“Bibir
anak saya juga bengkak. Katanya, dia jatuh dari Halte Terminal Beringin Jaya
Samarinda,” kisahnya.
Meski
begitu, saat ditemukan, Rajes tak lantas dibawa pulang kerumah mereka di
Lhoktuan. Melainkan dimandikan terlebih
dahulu di Masjid Baiturrahman Pupuk Kaltim, Bontang. Tujuannya, selain
membersihkan tubuh Rajes, juga menghilangkan pengaruh jahat yang telah
menyesatkan anaknya selama 8 hari lamananya.
“Setelah dimandikan, memang ada perubahan.
Kini lebih segar dan mulai mengenali orang-orang di sekitarnya. Tidak seperti
sebelumnya. Baru kami bawa pulang ke rumah,” katanya.
Usut
punya usut, ternyata kepergian Rajes dari rumah hari itu, lantaran merasa kesal
dengan sang kakak yang memarahinya ketika menutup pintu rumah dengan keras.
Meski begitu, atas kejadian itu, baik dari Rajes, sang kakak, serta kedua
orangtuanya mengaku bersyukur telah
dipertemukan kembali. Kejadian itu pun dianggap sebagai pelajaran sehingga
tidak terulang kembali. (Imran/ Bontang
Post)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar